Memiliki kulit yang terlihat lebih muda adalah dambaan setiap wanita. Untuk bisa mendapatkannya, para wanita terkadang rela merogoh kocek cukup dalam. Namun tahukah Anda bahwa ada cara sederhana untuk mendapatkannya. Dengan mengikuti lima langkah ini, Anda dapat dengan mudah mempertahankan cahaya di kulit Anda. Yuk simak tips berikut!
1. Membersihkan
Membersihkan kulit adalah proses yang sangat penting untuk membuat kulit Anda terlihat lebih muda. Setiap hari kulit Anda menyerap minyak, kotoran, make-up dan berbagai jenis kotoran lainnya. Untuk itu, Anda harus rajin membersihkan kulit dengan pembersih yang tepat - yang sesuai dengan jenis kulit Anda.
2. Mengelupas
Menggunakan scrub untuk melakukan pengelupasan sekali atau dua kali dalam seminggu dapat membuat kulit terasa lebih lembut dan halus. Pengelupasan dapat membantu menghilangkan sel-sel kulit mati dari kulit dan membersihkan permukaan kulit.
3. Melembapkan
Penuaan membuat kulit kehilangan kelembapan yang mengakibatkan kulit jadi kering dan timbul tanda-tanda seperti keriput dan garis-garis halus. Untuk itu, Anda harus rajin melembapkan kulit agar kulit tidak kering dan kusam. Oleh karena itu, sebelum mengaplikasikan make up dan setelah membersihkan kulit, oleskan lotion pelembap pada kulit.
4. Selalu memakai tabir surya
Melindungi kulit dari panas matahari merupakan cara terbaik untuk menjaga kulit tetap tampak muda dan sehat. Biasakan untuk mengaplikasikan tabir surya dengan SPF tidak kurang dari 15 sebelum meninggalkan rumah.
5. Gaya hidup sehat
Anda harus mengadopsi gaya hidup sehat sebagai cara paling efektif untuk mempertahankan cahaya pada kulit Anda. Hindari kebiasaan buruk seperti merokok dan perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran hijau. Jangan terlalu sering begadang dan berolah raga setiap hari. Jadikan ini sebagai rutinitas Anda setiap hari sehingga Anda akan terlihat lebih muda dari usia Anda.
Inilah lima langkah untuk terlihat lebih muda dari usia Anda sebenarnya. Selamat mencoba!
ARSIP BLOG
MENU UTAMA
KISAH KANG ANWAR
TASAWUF
MUNAJAT ILAHY
23.37.00
TERLIHAT LEBIH MUDA DENGAN 5 LANGKAH
07 November 2013
23.31.00
5 Cara merawat kulit sensitif disertai jerawat
Jika Anda memiliki kulit sensitif disertai jerawat, itu tentu akan membuat Anda sengsara setengah mati. Namun tenang, ada beberapa cara untuk mengatasi masalah kulit tersebut. Ingat, kulit sensitif sangat rawan teriritasi. Oleh karenanya, Anda harus mengobati jerawat di wajah secara berhati-hati agar tidak meninggalkan bekas luka. Berikut adalah lima tips mengobati jerawat pada kulit sensitif, seperti dilansir magforwomen.com. Yuk simak bersama-sama :
1. Pilih pengobatan alami
Merawat kulit sensitif bisa sangat menjengkelkan karena kondisi kulit ini jauh berbeda dari jenis kulit normal. Pengobatan alami terbilang cukup aman dan minim efek samping. Untuk mengobati jerawat, Anda bisa memakai es batu, lidah buaya, oatmeal, baking powder, dan bahan-bahan lain yang biasa ditemui di dapur. Pengobatan rumah sangat ideal untuk mengurangi bekas jerawat tanpa menimbulkan iritasi pada kulit.
2. Menyembuhkan dari dalam
Alih-alih berfokus mengobati jerawat dari luar, akan lebih baik jika Anda merawat kulit dari dalam. Dengan kata lain, diet sehat menjadi cara terbaik untuk meningkatkan kualitas kulit Anda. Jalankan program diet seimbang yang sarat dengan sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan daging tanpa lemak, yang tentunya sehat bagi tubuh.
3. Lemon
Setiap pagi, Anda harus minum jus dari 1 buah lemon yang dicampur dengan 1 gelas air untuk menyingkirkan kelebihan minyak pada kulit. Minyak ini bertanggung jawab terhadap munculnya jerawat.
4. Gunakan minyak esensial
Jika Anda memiliki masalah dengan kulit sensitif, Anda dapat menggunakan minyak pohon teh dan minyak jojoba. Minyak esensial ini dapat membuka pori-pori kulit yang tersumbat sehingga, membantu Anda untuk menyingkirkan jerawat.
5. Handuk baru
Jika Anda memiliki kulit sensitif, biasakan untuk mengganti handuk untuk muka setiap hari. Selain itu, handuk yang Anda gunakan untuk muka juga harus lembut agar tidak melukai kulit. Mengganti handuk untuk muka setiap hari dapat menghindarkan Anda dari bakteri yang tidak diinginkan, yang dapat menginfeksi kulit.
Inilah lima cara untuk merawat kulit sensitif yang disertai jerawat. Selamat mencoba!
Merawat kulit sensitif bisa sangat menjengkelkan karena kondisi kulit ini jauh berbeda dari jenis kulit normal. Pengobatan alami terbilang cukup aman dan minim efek samping. Untuk mengobati jerawat, Anda bisa memakai es batu, lidah buaya, oatmeal, baking powder, dan bahan-bahan lain yang biasa ditemui di dapur. Pengobatan rumah sangat ideal untuk mengurangi bekas jerawat tanpa menimbulkan iritasi pada kulit.
2. Menyembuhkan dari dalam
Alih-alih berfokus mengobati jerawat dari luar, akan lebih baik jika Anda merawat kulit dari dalam. Dengan kata lain, diet sehat menjadi cara terbaik untuk meningkatkan kualitas kulit Anda. Jalankan program diet seimbang yang sarat dengan sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan daging tanpa lemak, yang tentunya sehat bagi tubuh.
3. Lemon
Setiap pagi, Anda harus minum jus dari 1 buah lemon yang dicampur dengan 1 gelas air untuk menyingkirkan kelebihan minyak pada kulit. Minyak ini bertanggung jawab terhadap munculnya jerawat.
4. Gunakan minyak esensial
Jika Anda memiliki masalah dengan kulit sensitif, Anda dapat menggunakan minyak pohon teh dan minyak jojoba. Minyak esensial ini dapat membuka pori-pori kulit yang tersumbat sehingga, membantu Anda untuk menyingkirkan jerawat.
5. Handuk baru
Jika Anda memiliki kulit sensitif, biasakan untuk mengganti handuk untuk muka setiap hari. Selain itu, handuk yang Anda gunakan untuk muka juga harus lembut agar tidak melukai kulit. Mengganti handuk untuk muka setiap hari dapat menghindarkan Anda dari bakteri yang tidak diinginkan, yang dapat menginfeksi kulit.
Inilah lima cara untuk merawat kulit sensitif yang disertai jerawat. Selamat mencoba!
23.22.00
Tak suka masak dan jarang ke dapur? Mungkin setelah Anda membaca tulisan ini, Anda akan berubah pikiran. Pasalnya, banyak benda di dapur Anda yang ternyata bisa membuat kita cantik. Apa saja?
sumber: Blogdetik
Berbagai Resep Cantik yang Tersedia di Dapur Anda
1. Timun
Sari timun sangat baik untuk dijadikan toner bagi Anda yang memiliki kulit berminyak. Atau, campurkan dengan susu, dan jadikan pembersih wajah.
Sari timun sangat baik untuk dijadikan toner bagi Anda yang memiliki kulit berminyak. Atau, campurkan dengan susu, dan jadikan pembersih wajah.
2. Madu
Selain bisa membunuh kuman, madu juga bisa kita campur dengan lotion atau sabun cair untuk membuat kulit jadi ekstrahalus. Campurkan madu dengan susu, jadilah lotion yang akan membuat kulit kita bercahaya.
Selain bisa membunuh kuman, madu juga bisa kita campur dengan lotion atau sabun cair untuk membuat kulit jadi ekstrahalus. Campurkan madu dengan susu, jadilah lotion yang akan membuat kulit kita bercahaya.
3. Kol
Bingung dengan jerawat yang selalu saja muncul di wajah? Main saja ke dapur, ambil kol, haluskan, dan jadikan masker pada bagian yang berjerawat. Kandungan asam amino dan vitamin C-nya bisa membantu mengusir jerawat.
Bingung dengan jerawat yang selalu saja muncul di wajah? Main saja ke dapur, ambil kol, haluskan, dan jadikan masker pada bagian yang berjerawat. Kandungan asam amino dan vitamin C-nya bisa membantu mengusir jerawat.
4. Bawang putih
Haluskan bawang putih, oleskan sarinya ke wajah selama 5 menit, dan wajah yang berjerawat takkan lagi jadi masalah. Tapi ingat, jangan cukup diamkan 5 menit saja di wajah, karena bila terlalu lama, wajah akan terasa panas,
Haluskan bawang putih, oleskan sarinya ke wajah selama 5 menit, dan wajah yang berjerawat takkan lagi jadi masalah. Tapi ingat, jangan cukup diamkan 5 menit saja di wajah, karena bila terlalu lama, wajah akan terasa panas,
5. Lemon dan putih telur
Campurkan dua bahan ini dan jadikan masker wajah. Lemon baik untuk Anda yang memiliki kulit berminyak, dan putih telur berfungsi mengencangkan kulit dan mengecilkan pori-pori.
Campurkan dua bahan ini dan jadikan masker wajah. Lemon baik untuk Anda yang memiliki kulit berminyak, dan putih telur berfungsi mengencangkan kulit dan mengecilkan pori-pori.
6. Wortel
Jika kulit Anda “dihiasi” noda dan flek-flek hitam, gunakan wortel untuk mengatasinya. Haluskan wortel dan oleskan pada bagian kulit yang berbercak.
Jika kulit Anda “dihiasi” noda dan flek-flek hitam, gunakan wortel untuk mengatasinya. Haluskan wortel dan oleskan pada bagian kulit yang berbercak.
sumber: Blogdetik
23.16.00
MENGHILANGKAN KERIPUT DIWAJAH DENGAN KELAPA
* parut kelapa, campur dengan air sedikit demi sedikit lalu peras dan ambil santannya
* santan dipanaskan di atas kompor secara terus menerus selama 5 jam sambil terus diaduk
* air dan minyak akan terpisah, hingga akhirnya air akan menguap hingga habis
* yang tersisa minyak dan blando, lalu saring minyaknya dan simpan dalam botol kaca yang bersih dan steril
* gunakan minyak sebagai lotion untuk wajah dan lalukan pada malam hari
* santan dipanaskan di atas kompor secara terus menerus selama 5 jam sambil terus diaduk
* air dan minyak akan terpisah, hingga akhirnya air akan menguap hingga habis
* yang tersisa minyak dan blando, lalu saring minyaknya dan simpan dalam botol kaca yang bersih dan steril
* gunakan minyak sebagai lotion untuk wajah dan lalukan pada malam hari
23.13.00
MENGHILANGKAN FLEK PADA WAJAH
Flek hitam merupakan pigmentasi atau melasma yang terjadi pada beberapa bagian tubuh, terutama pada daerah wajah.
Flek hitam diantaranya disebabkan oleh paparan sinar matahari, bekas jerawat, akibat pemakaian obat hormonal seperti pencegah kehamilan, antibiotik, pemakaian kosmetik tidak tepat dan sebagainya.
Menghilangkan flek pada wajah bukan perkara mudah, karena membutuhkan perawatan rutin agar noda pada muka bisa hilang dan tak muncul kembali.
Berbagai obat penghilang noda hitam banyak beredar dipasaran, namun anda harus pintar dan hati-hati dalam memilih obat/ cream yang cocok di kulit anda.
Salah satu cara paling ampuh untuk mengatasi flek hitam adalah dengan masker telur. Berikut Blog Tips Kecantikan tampilkan bahan dan cara membuat ramuannya.
Bahan:
Putih Telur (secukupnya)
Madu (secukupnya)
Air hangat
Pemakaian:
Ambil Putih Telur dan madu. Campurkan kedua bahan tersebut dan aduk hingga rata. Untuk pemakaian, sapukan masker putih telur tersebut pada wajah hingga merata dan diamkan selama 10 menit. Setelah kering, basuh wajah anda dengan air hangat dan keringkan dmenggunakan handuk.
Putih Telur (secukupnya)
Madu (secukupnya)
Air hangat
Pemakaian:
Ambil Putih Telur dan madu. Campurkan kedua bahan tersebut dan aduk hingga rata. Untuk pemakaian, sapukan masker putih telur tersebut pada wajah hingga merata dan diamkan selama 10 menit. Setelah kering, basuh wajah anda dengan air hangat dan keringkan dmenggunakan handuk.
Lakukan perawatan ini setiap 2 sampai 3 kali dalam seminggu, hingga noda-noda hitam diwajah anda memudar.
Semoga bermanfaat!!
Sumber : Blogdetik.com
23.07.00
MELURUSKAN RAMBUT SECARA ALAMI
Sebenarnya kalau hanya untuk meluruskan rambut saja tidaklah sulit sebab jaman sekarang semua serba canggih, banyak salon kecantikan yang menyediakan servis meluruskan rambut. Namun rambut yang di luruskan dengan menggunakan obat-obatan tentu mempunyai efek tersendiri bagi kesuburan rambut. Misalnya rambut jadi sering bercabang, rambut rontok, cepat beruban dan lain sebagainya jika tak di lakukan perawatan secara ekstra.
Memiliki rambut lurus serta hitam berkilau merupakan idaman setiap wanita. Bagi anda yang memiliki rambut keriting maupun ikal, ada cara meluruskan rambut secara alamimenggunakan ramuan tradisional. Tips perawatan rambut agar lurus bisa dilakukan sendiri di rumah tanpa perlu mengunjungi salon kecantikan.
Silahkan anda simak baik-baik.
----------
1. Cara Ampuh Meluruskan Rambut Kepala Secara Alami Dengan Daun Seledri
Ambilah beberapa daun seledri yang masih segar lalu tumbuk hingga hancur dan beri sedikit air. Setelah itu peras dan ambil sari airnya. Kemudian masukanlah ke dalam botol dan inapkan hingga semalam. Pagi harinya baru dapat dipakai sebagai Cream Bath dengan cara dipijat-pijat hingga merata keseluruh kulit kepala, kemudian bilas dengan air dan keramas dengan shampo yang cocok.
2. Cara Ampuh Meluruskan Rambut Kepala Secara Alami Dengan Susu
Campurkan setengah cangkir susu dengan setengah cangkir air biasa. Masukkan campuran pada botol semprot, lalu semprotkan pada rambut. Diamkan selama 20 hingga 25 menit, lalu sisir rambut sampai halus. Setelah itu, Anda bisa membilas rambut dengan menggunakan shampo dan kondisioner.
3. Cara Ampuh Meluruskan Rambut Kepala Secara Alami Dengan Santan & Jus Lemon
Campur satu cangkir santan dengan setengah cangkir jus lemon. Setelah itu, dinginkan campuran di kulkas sehingga berubah menjadi krim kental. Kemudian balurkan campuran pada rambut hingga merata. Pijatlah kulit kepala, lalu bungkus rambut dengan shower cap. Diamkan hingga kering, kira-kira selama satu jam.
----------
Apabila Anda melakukan perawatan ini secara rutin, maka rambut anda akan semakin halus dan lurus. Namun sebaiknya lakukan perawatan ini dua hingga tiga kali seminggu. Tidak disarankan untuk melakukannya setiap hari karena bahan-bahan di atas mengandung banyak minyak, sehingga bisa membuat kulit kepala memiliki minyak berlebihan jika dilakukan terlalu sering. Selamat mencoba & semoga berhasil.
12.12.00
Tidak terasa bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini akan meninggalkan kita, dan akan dipertemukan dalam momen kegembiraan, yaitu hari raya idul fitri 1434 H. Kalau kita artikan secara tekstual, bermakna "hari berbuka" atau "hari kembali kepada fitrah", fase kehidupan manusia yang dianggap suci, bersih dan terbebas dari segala dosa.
Bagi muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh, yaitu ridha dan maghfirah-Nya, sebagai ganjaran atas amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali akan dikabulkan.
Pertanyaannya, kira-kira puasa kita diterima apa tidak? Atau yang kita lakukan ini hanya ritual-simbolik, sebatas menahan lapar dan haus, seperti yang pernah disinyalir Nabi Muhamad Saw? Jawabnya, Allahu ‘alam, kita tak tahu sejatinya. Tapi menurut para ulama, ada beberapa indikasi, seseorang dianggap berhasil dalam menjalankan ibadah puasa: ketika kualitas kesalehan individu dan sosialnya meningkat. Ketika jiwanya makin dipenuhi hawa keimanan. Ketika hatinya sanggup berempati dan peka atas penderitaan dan musibah saudaranya di ujung sana. Artinya penghayatan mendalam atas Ramadhan akan membawa efek fantastik, individu, maupun sosial.
Penghayatan dan pengamalan yang baik terhadap bulan ini akan mendorong kita untuk kembali kepada fitrah sejati sebagai makhluk sosial, yang selain punya hak, juga punya kewajiban, individu dan sosial.
Sudahkan kita merasakannya?
Itulah rahasia kenapa selamat hari raya Idul Fitri seringkali diakhiri dengan ucapan Minal ‘Âidîn wal Faizîn (Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat). Selain sebagai doa dan harapan, ucapan ini juga bak pengingat, bahwa puncak prestasi tertinggi bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa paripurna, lahir dan bathin, adalah kembali kepada fitrahnya (suci tanpa dosa).
HAKIKAT IDUL FITRI
Kendati dalam literatur-literatur Islam klasik, Idul Fitri disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya yang kecil) sementara Idul Adhha adalah Idul Akbar (hari raya yang besar), umat Islam di Tanah Air selalu terlihat lebih semarak merayakan Idul Fitri dibandingkan hari-hari besar lainnya, bahkan hari raya Idul Adha sekalipun. Momen Idul Fitri dirayakan dengan aneka ragam acara, dimulai dengan shalat Id berjamaah di lapangan terbuka hingga halal bi halal antarkeluarga yang kadang memanjang hingga akhir bulan Syawal.
Dalam terminologi Islam, Idul Fitri secara sederhana adalah hari raya yang datang berulang kali setiap tanggal 1 Syawal yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya, kata fitri disitu diartikan `berbuka atau berhenti puasa` yang identik dengan makan-makan dan minum-minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri pun disambut dengan pesta makan-makan dan minum-minum mewah yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.
Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna Idul Fitri sendiri, juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai `kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci` sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang Muslim yang selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.
Idul Fitri berarti kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh praktik busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islami. Inilah makna Idul Fitri yang asli.
Adalah kesalahan besar apabila Idul Fitri dimaknai dengan `perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum` sehingga yang tadinya dilarang makan siang, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam., atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan. Kemudian, karena Ramadhan sudah usai maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan. Ringkasnya, kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang saleh musiman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrian dan nilai ketakwaan.
Syeikh Abdul Qadir al-Jailany dalam al-Gunyah-nya berpendapat, merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt. Momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan paradoks, betapa disaat kita berbahagia ini, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih banyak menangis menahan lapar. Bersyukurlah kita!
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H. MINAL AIDIN WAL FA’IZIN Mohon maaf lahir dan batin.
MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H
05 Agustus 2013
Tidak terasa bulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini akan meninggalkan kita, dan akan dipertemukan dalam momen kegembiraan, yaitu hari raya idul fitri 1434 H. Kalau kita artikan secara tekstual, bermakna "hari berbuka" atau "hari kembali kepada fitrah", fase kehidupan manusia yang dianggap suci, bersih dan terbebas dari segala dosa.
Bagi muslim yang diterima puasanya karena mampu menundukan hawa nafsu duniawi selama bulan Ramadhan dan mengoptimalkan ibadah dengan penuh keikhlasan, maka Idul Fitri adalah hari kemenangan sejati, dimana hari ini Allah Swt akan memberikan penghargaan teramat istimewa yang selalu dinanti-nanti oleh siapapun, termasuk para nabi dan orang-orang shaleh, yaitu ridha dan maghfirah-Nya, sebagai ganjaran atas amal baik yang telah dilakukannya. Allah Swt juga pernah berjanji, tak satupun kaum muslimin yang berdoa pada hari raya Idul Fitri, kecuali akan dikabulkan.
Pertanyaannya, kira-kira puasa kita diterima apa tidak? Atau yang kita lakukan ini hanya ritual-simbolik, sebatas menahan lapar dan haus, seperti yang pernah disinyalir Nabi Muhamad Saw? Jawabnya, Allahu ‘alam, kita tak tahu sejatinya. Tapi menurut para ulama, ada beberapa indikasi, seseorang dianggap berhasil dalam menjalankan ibadah puasa: ketika kualitas kesalehan individu dan sosialnya meningkat. Ketika jiwanya makin dipenuhi hawa keimanan. Ketika hatinya sanggup berempati dan peka atas penderitaan dan musibah saudaranya di ujung sana. Artinya penghayatan mendalam atas Ramadhan akan membawa efek fantastik, individu, maupun sosial.
Penghayatan dan pengamalan yang baik terhadap bulan ini akan mendorong kita untuk kembali kepada fitrah sejati sebagai makhluk sosial, yang selain punya hak, juga punya kewajiban, individu dan sosial.
Sudahkan kita merasakannya?
Itulah rahasia kenapa selamat hari raya Idul Fitri seringkali diakhiri dengan ucapan Minal ‘Âidîn wal Faizîn (Semoga kita termasuk orang-orang yang kembali pada fitrah sejati manusia dan mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat). Selain sebagai doa dan harapan, ucapan ini juga bak pengingat, bahwa puncak prestasi tertinggi bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa paripurna, lahir dan bathin, adalah kembali kepada fitrahnya (suci tanpa dosa).
HAKIKAT IDUL FITRI
Kendati dalam literatur-literatur Islam klasik, Idul Fitri disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya yang kecil) sementara Idul Adhha adalah Idul Akbar (hari raya yang besar), umat Islam di Tanah Air selalu terlihat lebih semarak merayakan Idul Fitri dibandingkan hari-hari besar lainnya, bahkan hari raya Idul Adha sekalipun. Momen Idul Fitri dirayakan dengan aneka ragam acara, dimulai dengan shalat Id berjamaah di lapangan terbuka hingga halal bi halal antarkeluarga yang kadang memanjang hingga akhir bulan Syawal.
Dalam terminologi Islam, Idul Fitri secara sederhana adalah hari raya yang datang berulang kali setiap tanggal 1 Syawal yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya, kata fitri disitu diartikan `berbuka atau berhenti puasa` yang identik dengan makan-makan dan minum-minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri pun disambut dengan pesta makan-makan dan minum-minum mewah yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.
Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna Idul Fitri sendiri, juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai `kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci` sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang Muslim yang selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.
Idul Fitri berarti kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh praktik busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islami. Inilah makna Idul Fitri yang asli.
Adalah kesalahan besar apabila Idul Fitri dimaknai dengan `perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum` sehingga yang tadinya dilarang makan siang, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam., atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan. Kemudian, karena Ramadhan sudah usai maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan. Ringkasnya, kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang saleh musiman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrian dan nilai ketakwaan.
Syeikh Abdul Qadir al-Jailany dalam al-Gunyah-nya berpendapat, merayakan Idul Fitri tidak harus dengan baju baru, tapi jadikanlah Idul fitri ajang tasyakur, refleksi diri untuk kembali mendekatkan diri pada Alah Swt. Momen mengasah kepekaan sosial kita. Ada pemandangan paradoks, betapa disaat kita berbahagia ini, saudara-saudara kita di tempat-tempat lain masih banyak menangis menahan lapar. Bersyukurlah kita!
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1434 H. MINAL AIDIN WAL FA’IZIN Mohon maaf lahir dan batin.
12.10.00
KISAH SANG PENCARI LAILATUL QODAR
29 Juli 2013
Hidup sebatang kara selama sepuluh tahun terakhir, tak lantas membuat Amir (55), tunawisma di salah satu sudut Kota di pulau madura, merasa kesepian dan putus asa menjalani hidup.
Bermodal sepeda tua, sebuntal pakaian serta pasir penggosok, ia berpindah-pindah tempat seantero kota, demi sekedar mencari tempat singgah untuk istirahat, menghilangkan kepenatannya seusai bekerja.
Dari rumah ke rumah, Amir menawarkan jasanya untuk membersihkan wajan atau alat dapur lainnya dengan upah seribu hingga lima ribu rupiah.
Tak jarang ibu rumah tangga, hatinya tersentuh dan memberi upah yang lebih besar. Amir memang tak pernah menetapkan upah yang harus dibayar, setelah wajan-wajan mereka bersih dari kerak arang berkat "khasiat" pasir gosoknya.
Sisa-sisa arang yang `menyelinap` di kuku jarinya, cukup untuk menjadi bukti bahwa pria paruh baya tersebut ikhlas menjalani pekerjaan yang unik itu.
Amir memang pantang menjadi seorang peminta-minta dari rumah ke rumah.
"Allah tidak pernah buta, Dia selalu memberi pertolongan sehingga saya bisa bertahan hidup seperti saat ini," ujarnya, ketika ditemui di pinggiran kota.
Kepergian istri dan anak kehadirat Allah SWT sepuluh tahun silam, membuatnya tersadar bahwa ia harus segera membenahi hidupnya. Sebelumnya Amir dihabiskan hari-harinya dengan mencuri dan berjudi.
"Mungkin anak dan istri saya sengaja diambil Tuhan, sebagai peringatan untuk segera bertobat dan meninggalkan dua perbuatan haram itu," katanya.
Saat itulah titik balik kehidupan Amir berubah. Ia kembali ke jalan-Nya dan berniat membersihkan dosa-dosa hingga hidup selesai dijalaninya.
Perasaan menyesal dan bersalah, membuatnya semakin "melek" agama. Ia mengawali dengan belajar mengaji pada seorang ustad, dan kemudian berkelana dari masjid ke masjid.
Bulan Ramadhan seperti saat ini, merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu. Ia selalu menyambutnya dengan suka cita.
"Aku ingin mendapatkan malam seribu bulan. Aku ingin mengejar pengampunan di bulan Ramadhan," ujarnya.
Ia selalu teringat kata-kata guru mengajinya, yang mengutip hadist yang dirawikan Bukhori dan Muslim, "Barang siapa mengerjakan ibadah di malam Lailatul Qadar karena imannya kepada Allah dan karena mengharapkan keridhaan-Nya, niscaya diampunilah dosanya yang telah lalu."
Sepuluh Malam Terakhir
Kitab suci memang menyebutkan Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik baik dari seribu bulan. Umat Muslim percaya pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, doa-doa bakal dikabulkan dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.
Karena itu, Amir terus mencari-cari malam Lailatul Qadar, terutama di malam-malam ganjil, pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam tiga tahun belakangan ini, Amir mengaku tak pernah melewatkan 10 malam terakhir itu, demi memohon dihapuskan dosa dan dikabulkannya doa.
Akhir Ramadhan tahun ini pun ia telah bersiap-siap menghabiskan waktunya di 10 malam terakhir dengan beritikaf, atau berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari maksiat.
Pekerjaan membersihkan wajan, yang terkadang harus dilakoninya hingga malam hari, sengaja diabaikan pada 10 malam terakhir yang telah dinantikannya.
"Saya berusaha agar sepuluh malam terakhir Ramadhan tak terlewatkan, sebab tidak seorangpun tahu kapan datangnya Lailatul Qadar diantara malam-malam tersebut," ujarnya dengan pandangan menerawang.
Ia mengaku telah mempelajari cara mencari Lailatul Qadar dari berbagai buku yang ia baca saat singgah di beberapa masjid serta penjelasan sejumlah ustadz yang pernah ia temui di sepanjang perjalanannya.
Ia pun tak pernah bisa memastikan, apakah ia telah mendapatkan Lailatul Qadar itu, namun yang pasti ia merasa hidupnya jauh lebih tenang, karena telah bertaubat.
Amir mengejar Lailatul Qadar dengan melakukan shalat tarawih, tahajud, beristighfar, berdzikir, membaca Al Quran, serta bersedekah.
Kendatipun penghasilannya dari membersihkan kerak wajan hanya beroleh rupiah yang tak seberapa, namun ia masih menyisihkan sebagian rezekinya untuk kaum fakir, seperti dirinya.
"Terima kasih pak, semoga mendapat rezeki yang lebih besar lagi," ucap seorang pengemis sambil berlalu setelah mendapatkan uang logam 500 rupiah dari Amir.
Rezeki, kata Amir, tak hanya sekedar berbentuk rupiah, karena itu tak pernah mendatangkan kepuasan bagi manusia. Baginya, rezeki terbesar dalam hidupnya adalah perasaan bersyukur kepada-Nya, sehingga berapapun upah yang diperoleh, Amir tak pernah protes, marah, menyesal ataupun merasa rugi.
Makna berbagi dengan sesama pun bagi Amir tak hanya sebatas saling memberi, namun juga saling mendoakan untuk kebaikan hidup di dunia dan akhirat. (*)
Dari rumah ke rumah, Amir menawarkan jasanya untuk membersihkan wajan atau alat dapur lainnya dengan upah seribu hingga lima ribu rupiah.
Tak jarang ibu rumah tangga, hatinya tersentuh dan memberi upah yang lebih besar. Amir memang tak pernah menetapkan upah yang harus dibayar, setelah wajan-wajan mereka bersih dari kerak arang berkat "khasiat" pasir gosoknya.
Sisa-sisa arang yang `menyelinap` di kuku jarinya, cukup untuk menjadi bukti bahwa pria paruh baya tersebut ikhlas menjalani pekerjaan yang unik itu.
Amir memang pantang menjadi seorang peminta-minta dari rumah ke rumah.
"Allah tidak pernah buta, Dia selalu memberi pertolongan sehingga saya bisa bertahan hidup seperti saat ini," ujarnya, ketika ditemui di pinggiran kota.
Kepergian istri dan anak kehadirat Allah SWT sepuluh tahun silam, membuatnya tersadar bahwa ia harus segera membenahi hidupnya. Sebelumnya Amir dihabiskan hari-harinya dengan mencuri dan berjudi.
"Mungkin anak dan istri saya sengaja diambil Tuhan, sebagai peringatan untuk segera bertobat dan meninggalkan dua perbuatan haram itu," katanya.
Saat itulah titik balik kehidupan Amir berubah. Ia kembali ke jalan-Nya dan berniat membersihkan dosa-dosa hingga hidup selesai dijalaninya.
Perasaan menyesal dan bersalah, membuatnya semakin "melek" agama. Ia mengawali dengan belajar mengaji pada seorang ustad, dan kemudian berkelana dari masjid ke masjid.
Bulan Ramadhan seperti saat ini, merupakan saat yang paling ditunggu-tunggu. Ia selalu menyambutnya dengan suka cita.
"Aku ingin mendapatkan malam seribu bulan. Aku ingin mengejar pengampunan di bulan Ramadhan," ujarnya.
Ia selalu teringat kata-kata guru mengajinya, yang mengutip hadist yang dirawikan Bukhori dan Muslim, "Barang siapa mengerjakan ibadah di malam Lailatul Qadar karena imannya kepada Allah dan karena mengharapkan keridhaan-Nya, niscaya diampunilah dosanya yang telah lalu."
Sepuluh Malam Terakhir
Kitab suci memang menyebutkan Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik baik dari seribu bulan. Umat Muslim percaya pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, doa-doa bakal dikabulkan dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.
Karena itu, Amir terus mencari-cari malam Lailatul Qadar, terutama di malam-malam ganjil, pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Dalam tiga tahun belakangan ini, Amir mengaku tak pernah melewatkan 10 malam terakhir itu, demi memohon dihapuskan dosa dan dikabulkannya doa.
Akhir Ramadhan tahun ini pun ia telah bersiap-siap menghabiskan waktunya di 10 malam terakhir dengan beritikaf, atau berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjauhkan diri dari maksiat.
Pekerjaan membersihkan wajan, yang terkadang harus dilakoninya hingga malam hari, sengaja diabaikan pada 10 malam terakhir yang telah dinantikannya.
"Saya berusaha agar sepuluh malam terakhir Ramadhan tak terlewatkan, sebab tidak seorangpun tahu kapan datangnya Lailatul Qadar diantara malam-malam tersebut," ujarnya dengan pandangan menerawang.
Ia mengaku telah mempelajari cara mencari Lailatul Qadar dari berbagai buku yang ia baca saat singgah di beberapa masjid serta penjelasan sejumlah ustadz yang pernah ia temui di sepanjang perjalanannya.
Ia pun tak pernah bisa memastikan, apakah ia telah mendapatkan Lailatul Qadar itu, namun yang pasti ia merasa hidupnya jauh lebih tenang, karena telah bertaubat.
Amir mengejar Lailatul Qadar dengan melakukan shalat tarawih, tahajud, beristighfar, berdzikir, membaca Al Quran, serta bersedekah.
Kendatipun penghasilannya dari membersihkan kerak wajan hanya beroleh rupiah yang tak seberapa, namun ia masih menyisihkan sebagian rezekinya untuk kaum fakir, seperti dirinya.
"Terima kasih pak, semoga mendapat rezeki yang lebih besar lagi," ucap seorang pengemis sambil berlalu setelah mendapatkan uang logam 500 rupiah dari Amir.
Rezeki, kata Amir, tak hanya sekedar berbentuk rupiah, karena itu tak pernah mendatangkan kepuasan bagi manusia. Baginya, rezeki terbesar dalam hidupnya adalah perasaan bersyukur kepada-Nya, sehingga berapapun upah yang diperoleh, Amir tak pernah protes, marah, menyesal ataupun merasa rugi.
Makna berbagi dengan sesama pun bagi Amir tak hanya sebatas saling memberi, namun juga saling mendoakan untuk kebaikan hidup di dunia dan akhirat. (*)
20.30.00
KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
13 Juli 2013
Para ulama berbeda pendapat tentang asal mula bulan ini disebut sebagai bulan Ramadhan, antara lain:
1. Ramadhan berasal dari kata رمضاء yang berarti hujan yang turun di atas bumi pada permulaan musim kemarau. Dengan kata lain bulan Ramadhan itu sebagai pencuci badan dan hati manusia bagaikan hujan yang bisa menghilangkan debu di muka bumi.
2. Ramadhan berasal dari kata الرمض yng memiliki arti panasnya batu karena tersengat panasnya sinar matahari. Dengan kata lain bulan Ramadhan adalah bulan pembakaran manusia dengan panasnya haus dan susah payah.
KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang amat dinanti-nantikan oleh umat Muhammad Saw., sebab di dalamnya terdapat beberapa keistemewaan antara lain:
1. Bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan akan mendapatkan pembebasan dari api neraka.
مَنْ فَرَحَ بِدُخُوْلِ رَمَضاَنَ حَرَّمَ اللهٌ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
“Barangsiapa yang berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan maka Allah mengharamkan jasadnya atas api neraka.”
2. Di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan dikunci pintu neraka dan semua setan dirantai.
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي أَنَسٍ مَوْلَى التَّيْمِيِّينَ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
“Ketika bulan Ramadhan telah tiba maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Bukhari juz 11 halaman 55).
3. Di malam bulan Ramadhan malaikat Jibril As. bertadarus al-Quran bersama baginda Nabi Saw.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“ Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Dan lebih dermawannya Rasulullah Saw. adalah pada saat bulan Ramadhan. Di bulan itu malaikat Jibril jumpa dengan Rasulullah saw. Dan setiap malamnya Jibril As. mentadaruskan al-Quran bersama Rasulullah Saw. Maka sungguh Rasulullah Saw. pada yang demikian itu tentu yang paling dermawan dalam hal kebaikan dibanding angin yang terus menerus berhembus” (HR. Bukhari juz 1 halaman 7).
4. Di bulan Ramadhan orang-orang yang berpuasa diberikan keistimewaan dan kebahagiaan oleh Allah Swt. sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ إِنَّ الصَّوْمَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَيْنِ إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ اللَّهَ فَرِحَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya ibadah puasa itu untukKu dan Aku yang akan membalasnya. Dan sungguh orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu pada saat berbuka puasa dan pada saat bertemu dengan Allah. Demi Dzat yang menguasai diri Muhammad, sengguhnya bau mulutnya orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada minyak kasturi.” (HR. Muslim juz 6 halaman 19).
5. Di bulan Ramadhan pahala ibadah dilipatgandakan oleh Allah Swt. sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut:
عَنْ سَلْمَانَ اْلفَارِسِيْ قَالَ خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرَ عَظِيْمٍ شَهْرَ مُبَارَكٍ فِيْهِ لَيْلَةَ خَيْرٍ مِنْ أَلْفِ شَهْرِ فَرْضِ اللهِ صِيَامَهُ وَجَعَلَ قِيَامُ لَيْلِهِ تَطَوُعًا فَمَنْ تَطَوَّعَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كاَنَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فَمَا سِوَاهُ وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كاَنَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ وَهُوَ شَهْرُ اْلمُوَاسَاةِ وَهُوَ شَهْرٌ يزُاَدُ رِزْقُ اْلمُؤْمِنِ فِيْهِ مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كاَنَ لَهُ عِتْقُ رَقَبَةٍ وَمَغْفِرَةٍ لِذُنُوْبِهِ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمُ قَالَ يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَرَ صاَئِمًا عَلَى مُذِقَّةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ وَمنْ أَشْبَعَ صَائِمًا كاَنَ لَهُ مَغْفِرَةٌ لِذُنُوْبِهِ وَسَقاَهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتىَّ يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ وَكاَنَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْئاً وَهُوَ شَهْرُ أَوَّلِهِ رَحْمَةً وَأَوْسَطَهُ مَغْفِرَةً وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ وَمَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ َأْعَتَقَهُ اللهُ مِنَ النَّارِ
Diriwayatkan dari sahabat Salman Ra. yang berkata: “Pada hari terakhir bulan Sya’ban, Rasulullah Saw. berkhutbah yang isi khutbahnya sebagai berikut
: “Wahai manusia, kalian semua dinaungi oleh bulan yang sangat mulia, bulan yang penuh barokah, yang di dalamnya terdapat suatu malam yang sangat mulia dibanding seribu bulan, di siang harinya Allah mewajibkan puasa dan malam harinya disunnahkan untuk beribadah. Barangsiapa beribadah sunnah di bulan Ramadhan niscaya pahalanya bagaikan mengerjakan kefardhuan di bulan lainnya. Dan barangsiapa yang beribadah wajib di dalamnya laksana mengerjakan tujuh puluh kefardhuan di bulan lainnya. Dan bulan itu merupakan bulan untuk bersabar, sedangkan balasannya orang yang bersabar adalah masuk surge. Dan merupakan bulan kebaikan yang di dalamnya rizki orang-orang mukmin menjadi bertambah. Barangsiapa yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa maka pahalanya laksana memerdekakan budak dan dosanya diampuni.” Rasululullah Saw. ditanya: “Wahai Rasulullah, kami semua ini tidak punya makanan untuk kami berikan kepada orang yang berpuasa.” Kemudian Rasulullah Saw. menjawab: “Allah akan memberi pahala ini kepada orang yang memberi buka pada orang yang berpusa, walau berupa seteguk air susu atau satu kurma atau seteguk air putih sekalipun. Barangsiapa yang memberikan makan sampai kenyang kepada orang yang berpuasa maka dosanya akan diampuni oleh Allah dan akan meminum seteguk air dari telagaku yang mana ia tidak akan haus selamanya sehingga masuk surga dan mendapatkan pahalanya orang puasa tanpa mengurangi pahalanya orang yang berpuasa tadi. Dan (bulan Ramadhan) merupakan bulan yang awalnya penuh dengan limpahan rahmat, tengahnya penuh dengan ampunan, sedangkan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Barangsiapa berkenan memberikan keringanan kepada budaknya pada bulan itu maka akan dibebaskan oleh Allah dari api neraka.” (Bughyat al-Harits juz 1 halaman 113).
عَنْ أَنَسِ إِبْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ حَضَرَ مَجْلِسَ اْلعِلْمِ فِىْ رَمَضاَنَ أَعْطاَهُ اللهُ تَعَالَىْ بِكُلِّ قَدَمٍ عِباَدَةَ سَنَةٍ وَيَكُوْنُ مَعِى تَحْتَ اْلعَرْشِ وَمَنْ دَاوَمَ عَلَى اْلجَمَاعَةِ فِى رَمَضاَنَ أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى بِكُلِّ رَكْعَةِ مَدِيْنَةً تمُلْاَءُ مِنْ نِعَمِ اللهِ تَعاَلَى وَمَنْ بَرَّ وَالِدَيْهِ فِىْ رَمَضاَنَ يَنَالُ نَظْرَ اللهِ تَعَالَى بِالرَّحْمَةِ وَإِناَّ كَفِيْلٌ فِى اْلجَنَّةِ وَمَا مِنْ امْرَأَةٍ تَطْلُبُ رِضَا زَوْجِهَا فِىْ رَمَضَانَ إِلاَّ وَلَهَا ثَوَابُ مَرْيَمَ وَأَسِيَّةُ وَمَنْ قَضَى حَاجَةَ أَخِيْهِ اْلمُسْلِمِ فِىْ رَمَضَانَ قَضَى اللهُ تَعَالَى لَهُ أَلْفَ حَاجَةٍ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang berkenan menghadiri majelis ilmu di bulan Ramadhan maka Allah akan memberikan pahala setiap langkah kakinya bagaikan ibadah setahun dan ia akan bersamaku di bawah Arsy. Dan barangsiapa senantiasa berjamaah (dalam shalatnya) di bulan Ramadhan maka setiap rakaatnya akan dibalas oleh Allah Swt. kota yang terpenui kenikmatan-kenikmatan dariNya. Dan barangsiapa yang berbakti kedua orang tuanya di bulan Ramadhan maka ia akan mendapatkan rahmat dari Allah dan aku (Muhammad) yang akan menanggungnya masuk surga. Dan barangsiapa yang memenuhi hajat saudara muslimnya di bulan Ramadhan maka Allah akan mengabulkan seribu hajatnya di hari kiamat nanti.”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَo عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ مَنْ اَسْرَجَ فِى مَسْجِدٍ مِنْ مَسَاجِدِ اللهِ تَعاَلىَ فِىْ رَمَضاَنَ كاَنَ لَهُ نُوْرٌ فىِ قَبْرِهِ وَكَتَبَ لَهُ ثَوَابَ الْمُصَلِّيْنَ فِى ذَلِكَ اْلمَسْجِدِ وَصَلَّتْ اْلمَلاَئِكَةُ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ حَمَلَةُ الْعَرْشِ مَادَامَ ذَلِكَ فِى اْلمَسْجِدِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersaba: “Barangsipa yang memberi lampu di masjid pada bulan Ramadhan maka kuburannya esok akan terang benderang dan mendapatkan pahalanya orang yang shalat di masjid tersebut dan didoakan rahmat oleh para malaikat dan dimintakan ampun oleh malaikat penjaga Arsy selama lampunya masih berada di masjid tadi.”
6. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran dan kitab suci lainnya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ (البقرة – 185)
“Bulan Ramadhan merupakan bulan ditunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas dari petunjuk itu dan sebagai pembeda antara barang yang haq dan yang batil.” (QS. al-Baqarah ayat 185).
Kitab yang diturunkan di bulan Ramadhan sebenarnya bukan hanya al-Quran saja melainkan juga kitab yang lain seperti Shuhuf Ibrahim yang diturunkan Allah bertepatan pada malam pertama bulan Ramadhan. Dan Allah menurunkan kitab Taurat setelah Shuhuf Ibrahim dengan selisih 70 tahun tepatnya pada malam 6 bulan Ramadhan. Kemudian Allah juga menurunkan kitab Zabur setelah Taurat pada bulan Ramadhan dengan selisih waktuo 500 tahun tepatnya pada malam 12 bulan Ramadhan. Lalu Allah juga menurunkan kitab Injil di bulan Ramadhan setelah Taurat dengan selisih waktu 1.200 tahun tepatnya pada malam 18 bulan Ramadhan. Kemudian setelah kitab Injil Allah menurunkan al-Quran pada bulan Ramadhan dengan selisih waktu 620 tahun tepatnya pada tanggal 27 (riwayat lain menyebutkan tanggal 17) bulan Ramadhan. (Durrat an-Nashihin halaman ..
7. Di bulan Ramadhan umat Islam mendapatkan 5 keistimewaan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضاَنَ خَمْسَ خِصَالٍ (1) ، لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهَا ، خُلُوْفُ (2) فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ اْلمِسْكِ ، وَتَسْتَغْفرُ لَهُمْ اْلمَلاَئِكَةُ حَتىَّ يُفْطِرُوْا ، وَتُصْفَدُ (3) فِيْهِ مَرَدَّةُ (4) الشَّياَطِيْنِ ، وَلاَ يُخْلِصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كاَنُوْا يُخْلِصُوْنَ فِي غَيْرِهِ ، وَيُزَيِّنُ اللهُ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ وَيَقُوْلُ : يُوْشِكُ عِبَادِيْ الصَّائِمُوْنَ أَنْ يُلْقُوْا عَنْهُمْ اْلمُؤْنَةَ وَاْلأَذَى وَيَصِيْرُوْنَ إِلَيْكَ ، وَيَغْفِرُ لَهُمْ فِيْ آخِرِ لَيْلَةٍ » ، قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ : هِيَ لَيْلَةُ اْلقَدَرِ ؟ ، قَالَ : « لاَ ، وَلَكِنَّ اْلعَامِلَ يُوَفَّى أَجْرُهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ »
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Di bulan Ramadhan umatku mendapatkan lima keistimewaan yang tidak pernah didapatkan oleh umat sebelumnya yaitu: 1) bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi daripada minyak misik, 2) orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga menjelang berbuka, 3) di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperi di bulan lainnya, 4) setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga yang menjadi bagian orang-orang yang berpuasa. Kemudian Allah berfirman: “Para hambaKu yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih payahnya hingga sampai kepadamu (surga).” 5) dan di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul Saw. ditanya apakah itu malam Lailatul Qodar? Beliau Saw. menjawab: “Bukan, hanya saja bagi orang yang beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai mengerjakannya.” (Fadhail Ramadhan juz 1 halaman 20).
8. Beribadah pada bulan Ramadhan dapat memberikan ampunan atas dosa-dosa yang sudah lewat.
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah di bulan Ramadhan karena beriman kepada Allah dan mengharapkan pahala dariNya, maka dosa-dosanya yang telah lewat akan diampuni oleh Allah.” (Shahih al-Bukhari juz 1 halaman 65).
9. Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah Swt.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Diriwayatkan dari Abui Hurairah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: “Semua amal manusia itu untuk diri mereka sendiri terkecuali puasa, karena amal yang berupa puasa itu untukKu dan nanti Aku langsung yang akan membalasnya.” Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi daripada minyak kasturi.” (Shahih al-Bukhari juz 8 halaman 293).
1. Ramadhan berasal dari kata رمضاء yang berarti hujan yang turun di atas bumi pada permulaan musim kemarau. Dengan kata lain bulan Ramadhan itu sebagai pencuci badan dan hati manusia bagaikan hujan yang bisa menghilangkan debu di muka bumi.
2. Ramadhan berasal dari kata الرمض yng memiliki arti panasnya batu karena tersengat panasnya sinar matahari. Dengan kata lain bulan Ramadhan adalah bulan pembakaran manusia dengan panasnya haus dan susah payah.
KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang amat dinanti-nantikan oleh umat Muhammad Saw., sebab di dalamnya terdapat beberapa keistemewaan antara lain:
1. Bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan akan mendapatkan pembebasan dari api neraka.
مَنْ فَرَحَ بِدُخُوْلِ رَمَضاَنَ حَرَّمَ اللهٌ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ
“Barangsiapa yang berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan maka Allah mengharamkan jasadnya atas api neraka.”
2. Di dalam bulan Ramadhan dibuka pintu surga dan dikunci pintu neraka dan semua setan dirantai.
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي أَنَسٍ مَوْلَى التَّيْمِيِّينَ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
“Ketika bulan Ramadhan telah tiba maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka dikunci dan setan-setan dibelenggu dengan rantai.” (HR. Bukhari juz 11 halaman 55).
3. Di malam bulan Ramadhan malaikat Jibril As. bertadarus al-Quran bersama baginda Nabi Saw.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“ Rasulullah adalah orang yang paling dermawan. Dan lebih dermawannya Rasulullah Saw. adalah pada saat bulan Ramadhan. Di bulan itu malaikat Jibril jumpa dengan Rasulullah saw. Dan setiap malamnya Jibril As. mentadaruskan al-Quran bersama Rasulullah Saw. Maka sungguh Rasulullah Saw. pada yang demikian itu tentu yang paling dermawan dalam hal kebaikan dibanding angin yang terus menerus berhembus” (HR. Bukhari juz 1 halaman 7).
4. Di bulan Ramadhan orang-orang yang berpuasa diberikan keistimewaan dan kebahagiaan oleh Allah Swt. sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw. dalam hadits qudsi:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ إِنَّ الصَّوْمَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ إِنَّ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَيْنِ إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ اللَّهَ فَرِحَ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Sesungguhnya ibadah puasa itu untukKu dan Aku yang akan membalasnya. Dan sungguh orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu pada saat berbuka puasa dan pada saat bertemu dengan Allah. Demi Dzat yang menguasai diri Muhammad, sengguhnya bau mulutnya orang yang berpuasa di sisi Allah lebih wangi daripada minyak kasturi.” (HR. Muslim juz 6 halaman 19).
5. Di bulan Ramadhan pahala ibadah dilipatgandakan oleh Allah Swt. sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut:
عَنْ سَلْمَانَ اْلفَارِسِيْ قَالَ خَطَبَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آخِرَ يَوْمٍ مِنْ شَعْبَانَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرَ عَظِيْمٍ شَهْرَ مُبَارَكٍ فِيْهِ لَيْلَةَ خَيْرٍ مِنْ أَلْفِ شَهْرِ فَرْضِ اللهِ صِيَامَهُ وَجَعَلَ قِيَامُ لَيْلِهِ تَطَوُعًا فَمَنْ تَطَوَّعَ فِيْهِ بِخَصْلَةٍ مِنَ اْلخَيْرِ كاَنَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فَمَا سِوَاهُ وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كاَنَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَةً وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ وَهُوَ شَهْرُ اْلمُوَاسَاةِ وَهُوَ شَهْرٌ يزُاَدُ رِزْقُ اْلمُؤْمِنِ فِيْهِ مَنْ فَطَرَ صَائِمًا كاَنَ لَهُ عِتْقُ رَقَبَةٍ وَمَغْفِرَةٍ لِذُنُوْبِهِ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ لَيْسَ كُلُّنَا يَجِدُ مَا يُفْطِرُ الصَّائِمُ قَالَ يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَرَ صاَئِمًا عَلَى مُذِقَّةِ لَبَنٍ أَوْ تَمْرَةٍ أَوْ شُرْبَةِ مَاءٍ وَمنْ أَشْبَعَ صَائِمًا كاَنَ لَهُ مَغْفِرَةٌ لِذُنُوْبِهِ وَسَقاَهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شُرْبَةً لاَ يَظْمَأُ حَتىَّ يَدْخُلَ اْلجَنَّةَ وَكاَنَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْئاً وَهُوَ شَهْرُ أَوَّلِهِ رَحْمَةً وَأَوْسَطَهُ مَغْفِرَةً وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ وَمَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ فِيْهِ َأْعَتَقَهُ اللهُ مِنَ النَّارِ
Diriwayatkan dari sahabat Salman Ra. yang berkata: “Pada hari terakhir bulan Sya’ban, Rasulullah Saw. berkhutbah yang isi khutbahnya sebagai berikut
: “Wahai manusia, kalian semua dinaungi oleh bulan yang sangat mulia, bulan yang penuh barokah, yang di dalamnya terdapat suatu malam yang sangat mulia dibanding seribu bulan, di siang harinya Allah mewajibkan puasa dan malam harinya disunnahkan untuk beribadah. Barangsiapa beribadah sunnah di bulan Ramadhan niscaya pahalanya bagaikan mengerjakan kefardhuan di bulan lainnya. Dan barangsiapa yang beribadah wajib di dalamnya laksana mengerjakan tujuh puluh kefardhuan di bulan lainnya. Dan bulan itu merupakan bulan untuk bersabar, sedangkan balasannya orang yang bersabar adalah masuk surge. Dan merupakan bulan kebaikan yang di dalamnya rizki orang-orang mukmin menjadi bertambah. Barangsiapa yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa maka pahalanya laksana memerdekakan budak dan dosanya diampuni.” Rasululullah Saw. ditanya: “Wahai Rasulullah, kami semua ini tidak punya makanan untuk kami berikan kepada orang yang berpuasa.” Kemudian Rasulullah Saw. menjawab: “Allah akan memberi pahala ini kepada orang yang memberi buka pada orang yang berpusa, walau berupa seteguk air susu atau satu kurma atau seteguk air putih sekalipun. Barangsiapa yang memberikan makan sampai kenyang kepada orang yang berpuasa maka dosanya akan diampuni oleh Allah dan akan meminum seteguk air dari telagaku yang mana ia tidak akan haus selamanya sehingga masuk surga dan mendapatkan pahalanya orang puasa tanpa mengurangi pahalanya orang yang berpuasa tadi. Dan (bulan Ramadhan) merupakan bulan yang awalnya penuh dengan limpahan rahmat, tengahnya penuh dengan ampunan, sedangkan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Barangsiapa berkenan memberikan keringanan kepada budaknya pada bulan itu maka akan dibebaskan oleh Allah dari api neraka.” (Bughyat al-Harits juz 1 halaman 113).
عَنْ أَنَسِ إِبْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَنْ حَضَرَ مَجْلِسَ اْلعِلْمِ فِىْ رَمَضاَنَ أَعْطاَهُ اللهُ تَعَالَىْ بِكُلِّ قَدَمٍ عِباَدَةَ سَنَةٍ وَيَكُوْنُ مَعِى تَحْتَ اْلعَرْشِ وَمَنْ دَاوَمَ عَلَى اْلجَمَاعَةِ فِى رَمَضاَنَ أَعْطَاهُ اللهُ تَعَالَى بِكُلِّ رَكْعَةِ مَدِيْنَةً تمُلْاَءُ مِنْ نِعَمِ اللهِ تَعاَلَى وَمَنْ بَرَّ وَالِدَيْهِ فِىْ رَمَضاَنَ يَنَالُ نَظْرَ اللهِ تَعَالَى بِالرَّحْمَةِ وَإِناَّ كَفِيْلٌ فِى اْلجَنَّةِ وَمَا مِنْ امْرَأَةٍ تَطْلُبُ رِضَا زَوْجِهَا فِىْ رَمَضَانَ إِلاَّ وَلَهَا ثَوَابُ مَرْيَمَ وَأَسِيَّةُ وَمَنْ قَضَى حَاجَةَ أَخِيْهِ اْلمُسْلِمِ فِىْ رَمَضَانَ قَضَى اللهُ تَعَالَى لَهُ أَلْفَ حَاجَةٍ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang berkenan menghadiri majelis ilmu di bulan Ramadhan maka Allah akan memberikan pahala setiap langkah kakinya bagaikan ibadah setahun dan ia akan bersamaku di bawah Arsy. Dan barangsiapa senantiasa berjamaah (dalam shalatnya) di bulan Ramadhan maka setiap rakaatnya akan dibalas oleh Allah Swt. kota yang terpenui kenikmatan-kenikmatan dariNya. Dan barangsiapa yang berbakti kedua orang tuanya di bulan Ramadhan maka ia akan mendapatkan rahmat dari Allah dan aku (Muhammad) yang akan menanggungnya masuk surga. Dan barangsiapa yang memenuhi hajat saudara muslimnya di bulan Ramadhan maka Allah akan mengabulkan seribu hajatnya di hari kiamat nanti.”
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَo عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ مَنْ اَسْرَجَ فِى مَسْجِدٍ مِنْ مَسَاجِدِ اللهِ تَعاَلىَ فِىْ رَمَضاَنَ كاَنَ لَهُ نُوْرٌ فىِ قَبْرِهِ وَكَتَبَ لَهُ ثَوَابَ الْمُصَلِّيْنَ فِى ذَلِكَ اْلمَسْجِدِ وَصَلَّتْ اْلمَلاَئِكَةُ وَاسْتَغْفَرَ لَهُ حَمَلَةُ الْعَرْشِ مَادَامَ ذَلِكَ فِى اْلمَسْجِدِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersaba: “Barangsipa yang memberi lampu di masjid pada bulan Ramadhan maka kuburannya esok akan terang benderang dan mendapatkan pahalanya orang yang shalat di masjid tersebut dan didoakan rahmat oleh para malaikat dan dimintakan ampun oleh malaikat penjaga Arsy selama lampunya masih berada di masjid tadi.”
6. Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran dan kitab suci lainnya.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ (البقرة – 185)
“Bulan Ramadhan merupakan bulan ditunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan sebagai penjelas dari petunjuk itu dan sebagai pembeda antara barang yang haq dan yang batil.” (QS. al-Baqarah ayat 185).
Kitab yang diturunkan di bulan Ramadhan sebenarnya bukan hanya al-Quran saja melainkan juga kitab yang lain seperti Shuhuf Ibrahim yang diturunkan Allah bertepatan pada malam pertama bulan Ramadhan. Dan Allah menurunkan kitab Taurat setelah Shuhuf Ibrahim dengan selisih 70 tahun tepatnya pada malam 6 bulan Ramadhan. Kemudian Allah juga menurunkan kitab Zabur setelah Taurat pada bulan Ramadhan dengan selisih waktuo 500 tahun tepatnya pada malam 12 bulan Ramadhan. Lalu Allah juga menurunkan kitab Injil di bulan Ramadhan setelah Taurat dengan selisih waktu 1.200 tahun tepatnya pada malam 18 bulan Ramadhan. Kemudian setelah kitab Injil Allah menurunkan al-Quran pada bulan Ramadhan dengan selisih waktu 620 tahun tepatnya pada tanggal 27 (riwayat lain menyebutkan tanggal 17) bulan Ramadhan. (Durrat an-Nashihin halaman ..
7. Di bulan Ramadhan umat Islam mendapatkan 5 keistimewaan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضاَنَ خَمْسَ خِصَالٍ (1) ، لَمْ تُعْطَهَا أُمَّةٌ قَبْلَهَا ، خُلُوْفُ (2) فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ اْلمِسْكِ ، وَتَسْتَغْفرُ لَهُمْ اْلمَلاَئِكَةُ حَتىَّ يُفْطِرُوْا ، وَتُصْفَدُ (3) فِيْهِ مَرَدَّةُ (4) الشَّياَطِيْنِ ، وَلاَ يُخْلِصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كاَنُوْا يُخْلِصُوْنَ فِي غَيْرِهِ ، وَيُزَيِّنُ اللهُ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ وَيَقُوْلُ : يُوْشِكُ عِبَادِيْ الصَّائِمُوْنَ أَنْ يُلْقُوْا عَنْهُمْ اْلمُؤْنَةَ وَاْلأَذَى وَيَصِيْرُوْنَ إِلَيْكَ ، وَيَغْفِرُ لَهُمْ فِيْ آخِرِ لَيْلَةٍ » ، قِيْلَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ : هِيَ لَيْلَةُ اْلقَدَرِ ؟ ، قَالَ : « لاَ ، وَلَكِنَّ اْلعَامِلَ يُوَفَّى أَجْرُهُ إِذَا قَضَى عَمَلَهُ »
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Di bulan Ramadhan umatku mendapatkan lima keistimewaan yang tidak pernah didapatkan oleh umat sebelumnya yaitu: 1) bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi daripada minyak misik, 2) orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga menjelang berbuka, 3) di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperi di bulan lainnya, 4) setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga yang menjadi bagian orang-orang yang berpuasa. Kemudian Allah berfirman: “Para hambaKu yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih payahnya hingga sampai kepadamu (surga).” 5) dan di akhir malam bulan Ramadhan Allah memberikan ampunan. Kemudian Rasul Saw. ditanya apakah itu malam Lailatul Qodar? Beliau Saw. menjawab: “Bukan, hanya saja bagi orang yang beramal maka akan mendapatkan pahala ketika sudah usai mengerjakannya.” (Fadhail Ramadhan juz 1 halaman 20).
8. Beribadah pada bulan Ramadhan dapat memberikan ampunan atas dosa-dosa yang sudah lewat.
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah di bulan Ramadhan karena beriman kepada Allah dan mengharapkan pahala dariNya, maka dosa-dosanya yang telah lewat akan diampuni oleh Allah.” (Shahih al-Bukhari juz 1 halaman 65).
9. Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah Swt.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Diriwayatkan dari Abui Hurairah Ra. bahwa Nabi Saw. bersabda: “Semua amal manusia itu untuk diri mereka sendiri terkecuali puasa, karena amal yang berupa puasa itu untukKu dan nanti Aku langsung yang akan membalasnya.” Dan sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih wangi daripada minyak kasturi.” (Shahih al-Bukhari juz 8 halaman 293).
23.34.00
Ramadhan, dalam bahasa Arab terdiri dari lima (5) huruf:
1. Ra’ : adalah Ridhwanullah (RidhaNya Allah swt). Ridho Allah Ta’ala akan sepenuhnya ditampung oleh orang yang berpuasa secara lahir maupun batin, syariat, thoriqoh maupun hakikat. Di bulan Ramadhan, melimpahlah Ridho Allah.
2. Mim : Mahaabatullah (Cintanya Allah), yang turun dengan sepenuhnya bagi orang yang berpuasa. Dan sudah seharusnya kita menyambut cinta itu dengan menahan diri dari rasa cinta pada selain Allah swt.
3. Dhad: Dhomanullah (Jaminan Allah swt) kepada siapa pun di builan ini yang berdo’a, beribadah, bermunajat, dijamin diterima, karena semua pintu syurga dibuka oleh Allah swt.
4. Alif : Ulfatullah (Kasih Sayang Allah swt) yang mencurah pada para hambaNya yang berpuasa.
5. Nun : Nuuruhu (Cahaya Allah swt) memancar penuh di bulan suci dengan ditandai turunna Al-Qur’an secara keseluruhan 30 juz di malam Lailatul Qadar, yang dinilai lebih baik ketimbang seribu bulan cahaya.
Rasulullah saw, bersabda:
“Syurga senantiasa berias diri dari tahun ke tahun ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Bila malam pertama tiba dari bulan Ramadhan, menghembuslah angin dari bawah Arasy, yang disebut dengan angin Mutsirah. Daun-daun syurga saling bertepuk, dahan-dahan dipangkas, lalu terdengarlah lonceng berbunyi yang tak pernah terdengar oleh orang yang mendengar karena indahnya. Sedangkan bidadari-bidadari bersoleh hingga mereka berada di bawah kemuliaan syurga. Mereka lalu memanggil-manggil: Adakah yang melamar kepada Allah Ta’ala lalu mengawini mereka?
Lalu mereka bertanya kepada Malaikat Ridhwan, “Malam apakah ini?” Lalu Malaikat Ridhwan menjawab, “Wahai bidadadari-bidarai kebajikan, inilah malam dari bulan Ramadhan, pintu-pintu syurga dubuka bagi orang-orang berpuasa dari kalangan ummat Muhammad saw.”
Lantas Allah swt memerintahkan, “Wahai Ridhwan bukalah semua pintu syurga! Wahai Malik, tutuplah semua pintu neraka Jahim dari orang-orang yang berpuasa dari ummatnya Nabi Muhammad saw. Wahai Jibril turunlah ke muka bumi, belenggulah kedurhakaan syetan-syetan dengan berbagai belenggu. Lalu buanglah mereka ke tengah lautan hingga tidak bisa merusak lagi atas ummat Kekasih Ku Muhammad yang sedang berpuasa.”
Nabi saw, melanjutkan, “Allah swt berfirman, setiap malam di bulan Ramadhan tiga kali: “Adakah orang yang memohon, Aku akan memberikan permintaannya. Adakah orang yang taubat, Aku menerima taubatnya. Adakah orang yang meminta ampunan, maka Aku akan mengampuninya?…. dst”
RENUNGAN RAMADHAN
12 Juli 2013
Ramadhan, dalam bahasa Arab terdiri dari lima (5) huruf:
1. Ra’ : adalah Ridhwanullah (RidhaNya Allah swt). Ridho Allah Ta’ala akan sepenuhnya ditampung oleh orang yang berpuasa secara lahir maupun batin, syariat, thoriqoh maupun hakikat. Di bulan Ramadhan, melimpahlah Ridho Allah.
2. Mim : Mahaabatullah (Cintanya Allah), yang turun dengan sepenuhnya bagi orang yang berpuasa. Dan sudah seharusnya kita menyambut cinta itu dengan menahan diri dari rasa cinta pada selain Allah swt.
3. Dhad: Dhomanullah (Jaminan Allah swt) kepada siapa pun di builan ini yang berdo’a, beribadah, bermunajat, dijamin diterima, karena semua pintu syurga dibuka oleh Allah swt.
4. Alif : Ulfatullah (Kasih Sayang Allah swt) yang mencurah pada para hambaNya yang berpuasa.
5. Nun : Nuuruhu (Cahaya Allah swt) memancar penuh di bulan suci dengan ditandai turunna Al-Qur’an secara keseluruhan 30 juz di malam Lailatul Qadar, yang dinilai lebih baik ketimbang seribu bulan cahaya.
Rasulullah saw, bersabda:
“Syurga senantiasa berias diri dari tahun ke tahun ketika memasuki bulan suci Ramadhan. Bila malam pertama tiba dari bulan Ramadhan, menghembuslah angin dari bawah Arasy, yang disebut dengan angin Mutsirah. Daun-daun syurga saling bertepuk, dahan-dahan dipangkas, lalu terdengarlah lonceng berbunyi yang tak pernah terdengar oleh orang yang mendengar karena indahnya. Sedangkan bidadari-bidadari bersoleh hingga mereka berada di bawah kemuliaan syurga. Mereka lalu memanggil-manggil: Adakah yang melamar kepada Allah Ta’ala lalu mengawini mereka?
Lalu mereka bertanya kepada Malaikat Ridhwan, “Malam apakah ini?” Lalu Malaikat Ridhwan menjawab, “Wahai bidadadari-bidarai kebajikan, inilah malam dari bulan Ramadhan, pintu-pintu syurga dubuka bagi orang-orang berpuasa dari kalangan ummat Muhammad saw.”
Lantas Allah swt memerintahkan, “Wahai Ridhwan bukalah semua pintu syurga! Wahai Malik, tutuplah semua pintu neraka Jahim dari orang-orang yang berpuasa dari ummatnya Nabi Muhammad saw. Wahai Jibril turunlah ke muka bumi, belenggulah kedurhakaan syetan-syetan dengan berbagai belenggu. Lalu buanglah mereka ke tengah lautan hingga tidak bisa merusak lagi atas ummat Kekasih Ku Muhammad yang sedang berpuasa.”
Nabi saw, melanjutkan, “Allah swt berfirman, setiap malam di bulan Ramadhan tiga kali: “Adakah orang yang memohon, Aku akan memberikan permintaannya. Adakah orang yang taubat, Aku menerima taubatnya. Adakah orang yang meminta ampunan, maka Aku akan mengampuninya?…. dst”
Langganan:
Postingan (Atom)
TIPS KANG ANWAR
Loading...
Sponsored By :Kang Anwar.
LANGGANAN
GRATIS UPDATE BERITA, silahkan Berlangganan !
Kang Anwar Selalu update setiap waktu Untuk berlangganan via email, kirimkan email anda di sini