TERBARU :
السلام عليكم ورحمة الله تعالى وبركاته# بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله وعلى آله وصحبه ومن والاه التصوف الإسلامي هو مقام الإحسان الذي قال عنه رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراكِ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيَّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٍ تُنْجِينَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ الْمِحَنِ وَالإِحَنِ وَالأَهْوَالِ وَالْبَلِيَّاتِ وَتُسَلِّمُنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ الْفِتَنِ وَالأَسْقَامِ وَالآفَاتِ وَالْعَاهَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيعِ الْعُيُوبِ وَالسَّيِّئَاتِ وَالآفَاتِ وَالْعَاهَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيعَ الْخَطِيئَاتِ وَتَقْضِي لَنَا بِهَا جَمِيعَ مَا نَطْلُبُهُ مِنَ الْحَاجَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ يَا رَبِّ يَا الله يَا مُجِيبَ الدَّعَوَاتِ.... " اهـ . [ من صلوات العارف الرباني الإمام الغوث الصمداني عبد القادر الجيلاني - رضي الله تعالى عنه، في كتاب " أفضل الصلوات على سيد السادات" للعارف الرباني القاضي يوسف النبهاني - رضي الله تعالى عنه و عـلـيـكـم الـســلام و رحـمـة الله تـعـالـى و بـركـاتـه

ARSIP BLOG

MENU UTAMA

KISAH KANG ANWAR

TASAWUF

MUNAJAT ILAHY

Tampilkan postingan dengan label KAJIAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KAJIAN. Tampilkan semua postingan

MEMBANGUN OPTIMIS DENGAN IMAN

03 Januari 2013

Pada suatu hari, Ibrahim bin Adham, anak raja, yang beralih menjadi sufi ini, bertemu seorang yang sedang gelisah (galau).

Untuk menghibur dan dengan maksud membantu orang itu keluar dari keputusasaan dan kegalauan, Ibrahim menyampaikan tiga pertanyaan kepadanya.

Pertama, “Apakah sesuatu yang tidak dikehendaki Allah bisa terjadi di alam ini?” Jawabnya, “Tidak.”

Kedua, “Apakah rezeki yang ditetapkan Allah kepadamu bisa berkurang?” Jawabnya, “Tidak.”

Ketiga, apakah umur yang ditentukan Allah kepadamu bisa berkurang?” Jawabnya, “Tidak”! Lantas, mengapa engkau larut dalam kesedihan dan kegalauan,” sanggah Ibrahim.

Dialog ini menarik dan menyampaikan pesan berharga. Pertama, soal perlunya perhatian dan kepedulian kita kepada orang lain. Perhatian, juga tegur sapa, sangat penting, karena manusia pada abad ini makin tidak sosial. Perhatian dan kepedulian menjadi barang langka.

Kini, dengan kemajuan teknologi, alat-alat komunikasi memang membeludak alias bertebaran. Tapi, karena sibuk internetan, BBM-an, SMS-an, dan lain-lain permainan, kita tak jarang menjadi lupa dan abai pada orang-orang di sekitar kita.

Terjadi ironi di sini. Alat-alat canggih itu mampu mendekatkan yang jauh, tetapi dalam waktu bersamaan, bisa menajuhkan yang dekat.

Kedua, soal perlunya peningkatan peran dai dalam memecahkan persoalan umat. Dakwah tidak boleh dipersempit maknanya hanya sebagai ceramah atau retorika, tetapi merupakan usaha orang beriman mengindentifikasi dan mencari solusi terhadap problem-problem keumatan.

Dai, seperti ditunjukkan Ibrahim bin Adham, tak ubahnya seorang dokter. Ia pandai melakukan diagnosis dan memberikan resep dan terapi penyembuhan dengan cermat dan tepat.

Al-Bahi al-Huli, memang menyebut dai sebagai “Thabib al-Mujtama” (dokter sosial) yang harus menanggulangi berbagai penyakit masyarakat, baik penyakit moral, sosial, maupun spiritual.

Berbagai penyakit masyarakat itu, kata al-Huli, tak bakal bisa disembuhkan hanya dengan retorika, dengan cara memainkan kata-kata atau menggerak-gerakkan telunjuk.

Ketiga, soal perlunya penghayatan dan pengamalan iman. Iman, dalam pengertian generiknya, mengandung makna percaya atau lebih tepat lagi, menaruh kepercayaan, kepada Allah SWT. 

Kepercayaan kepada Allah SWT, Pencipta dan Penguasa alam jagat raya ini, menjadi sumber pengharapan (optimisme) bagi orang beriman. Maka logikanya, iman yang benar (al-iman) mesti menimbulkan rasa aman (al-amn) dan rasa damai (al-salam) yang tinggi. (QS al-Hasyr [59]: 23).

Iman adalah fitrah dalam arti panggilan dan kecenderungan primordial manusia (QS al-Rum [30]: 30). Dengan iman, manusia menjadi eksis dan survive, lantaran ia berada di jalan (orbit) Tuhan dan senantiasa menuju kesempurnaan dengan menghayati kehadiran-Nya melalui proses transendensi secara terus-menerus.

Dalam pengertian ini, iman menjadi sumber optimisme dan pangkal kebahagiaan. Inilah yang dipesankan Nabi dalam hadis Muslim, “Janganlah kamu mati, kecuali engkau penuh harap (optimistis) kepada Allah.” Wallahu a`lam.

CABANG-CABANG IMAN

Ibaratnya Iman adalah sebuah pohon yang ada akar,
batang pohon cabang-cabang dahan dan buah 
Alhamdulillah, diawal tahun 2013 ini, marilah kita muhasabah kembali tentang keimanan kita.  Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh
Iman itu bercabang-cabang dan bertingkat-tingkat. Diantaranya jika ditinggalkan dapat menjadikan kafir, ada pula yang menyebabkannya berdosa, baik dosa besar maupun kecil, dan ada pula yang jika ditinggalkan akan kehilangan ganjaran dan pahala yang berlipat.

Iman itu akan bertambah dengan ketaatan hingga dapat mencapai kesempurnaannya dan akan berkurang dengan kemaksiatan hingga bisa hilang sama sekali, tak tersisa sedikitpun.

Oleh karena itu, amalan lahir merupakan konsekuensi dan kebutuhan iman yang menunjukkan pembenaran terhadap apa yang ada di dalam hati, sebagai dalil (petunjuk) dan syahid (saksi) atasnya. Amalan lahir juga merupakan cabang dari kumpulan keimanan yang mutlak serta merupakan bagian darinya. Akan tetapi yang bersemayam di dalam hatilah yang merupakan pokok dari amal perbuatan anggota tubuh.”

Sabda Nabi Muhammad saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً ، اَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَدْنَاهَا اِمَاطَةُ الاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ رَوَاهُ الْمُحَدِّثُوْنَ

Rasulullah saw bersabda: "Iman itu 77 cabangnya. Yang paling utama dari cabang-cabang tersebut adalah mengucapkan "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah) dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan. Malu (berbuat maksiat) adalah satu cabang dari iman." H.R. Para Ahli Hadits.

Orang-orang yang mencoba menghitung semua cabang tersebut tidak menemukan suatu kesepakatan, tetapi yang mendekati kebenaran adalah metode yang dikemukakan oleh Ibnu Hibban. Namun hal itu tidak menjelaskannya secara rinci, hanya telah diringkas oleh para ahli ‘ilmu bahwa iman terbagi menjadi beberapa cabang, yaitu:
• Perbuatan hati, termasuk keyakinan dan niat. Prilaku hati ini mencakup 24 cabang. Yaitu:
1. Iman kepada dzat, sifat, keEsaan dan keKekalan Alloh
2. Iman kepada malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab
4. Iman kepada Rosul
5. Iman kepada Qodho dan Qodar
6. Iman kepada hari akhir
7. Iman kepada adanya alam kubur
8. Iman kepada adanya hari kebangkitan
9. Iman kepada adanya pengumpulan manusia di padang mahsyar
10. Iman kepada adanya hari perhitungan
11. Iman kepada adanya perhitungan pahala dan dosa
12. Iman kepada adanya surga dan neraka
13. Kecintaan kepada Alloh
14. Kecintaan kepada sesama
15. Kecintaan kepada nabi dan keyakinan akan kebesarannya
16. Sholawat kepada nabi dan melaksanakan sunnah
17. Keihklasan hati meninggalkan riba
18. Keihklasan hati meninggalkan kemunafikan
19. Keihklasan hati melakukan tobat dengan rasa takut dan harap
20. Keihklasan hati dalam bersyukur
21. Amanah
22. Sabar, ridho terhadap qodho dan qodar serta bertawakkal
23. Ramah dan rendah hati
24. Meninggalkan kesombongan, iri, dengki dan amarah
• Perbuatan lisan yang mencakup 7 cabang keimanan yaitu:
25. Melafalkan Tauhid (Mengesakan Alloh)
26. Membaca Al-Qur’an
27. Mempelajari ‘ilmu
28. Mengajarkan ‘ilmu
29. berdo’a
30. berdzikir dan istighfar (mohon ampunan)
31. Menjauhi perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat
• Perbuatan jasmani yang mencakup 38 cabang iman, dengan rincian sebagai berikut,
yang Berkenaan dengan badan ada 15 cabang iman,
yaitu:
32. Bersuci dan menjauhi segala hal yang najis
33. Menutup aurat
34. Sholat wajib dan sunnah
35. Membayar zakat
36. Membebaskan budak
37. Dermawan (termasuk member makan dan menghormati tamu)
38. Puasa wajib dan sunnah
39. Melakukan Haji
40. Melakukan Umroh
41. Melakukan Thawaf
42. Melakukan I’tikaf
43. Mengupayakan malam qadar (Lailatul Qadar)
44. Mempertahankan agama seperti hijrah dari daerah syirik
45. Melaksanakan nadzar
46. Melaksanakan kafarat
- Berkenaan dengan orang lain ada 6 cabang iman, yaitu:
47. Iffah (Menjaga kesucian diri) dengan menikah
48. Menunaikan hak anak dan keluarga
49. Berbakti kepada orangtua
50. Mendidik anak
51. Silaturrahim
52. Taat kepada pemimpin (atasan) dan berlemah lembut kepada pembantu (bawahan)
- Berkenaan dengan kemaslahatan umum ada 17 cabang iman, yaitu:
53. Berlaku adil dalam memimpin
54. Mengikuti kelompok mayoritas
55. Taat kepada pemimpin (‘Umaro dan “ulama) dalam kebaikan
56. Mengadakan Ishlah (perbaikan) seperti memerangi para pembangkang agama
57. Membantu dalam kebaikan seperti Amar ma’ruf dan nahi munkar
58. Melaksanakan hukum Alloh
59. Melakukan jihad
60. Amanah dalam denda dan hutang
61. Melaksanakan kewajiban hidup bertetangga
62. Menjaga perangai dan budi pekerti yang baik dalam berinteraksi dengan sesame seperti mengumpulkan harta di jalan yang halal
63. Menginfakkan sebagian hartanya di jalan Alloh
64. Menjauhi foya-foya danmenghambur-hamburkan harta
65. Menjawab salam
66. Mendo’akan orang yang bersin
67. Tidak menyakiti oranglain
68. Serius dan tidak suka main-main dalam keimanan
69. Menyingkirkan duri di jalanan.
Demikianlah semua cabang keimanan tersebut yang jumlahnya kurang lebih menjadi 69 cabang. Pembagian ini dapat dijumlahkan menjadi 79 cabang bila sebagian cabang di atas diperincikan kembali secara mendetail.
Hal ini menunjukkan bahwa keimanan itu diimplementasikan dalam bentuk amaliyah (amalan), yang bersumber dari keyakinan kepada Allah SWT. Iman bukan sekedar keyakinan yang ada dalam diri seseorang. Karena syaitan dan iblis sangat yakin dengan keberadaan Allah SWT. Namun mereka tidak beramal untuk mengimplementasikan keimanannnya, sebaliknya mereka beramal untuk mendapatkan kemurkaan Allah SWT. Dan rasa malu merupakan implementasi dari keimanan dan keyakinan seorang hamba kepada Allah SWT.

Wallohu A'lam..... semoga manfaat. amin

by.Kang Anwar

ASAL USUL dan MISTERI HAJAR ASWAD

24 Oktober 2010

HAJAR ASWAD


Hajar Aswad adalah batu hitam yang terletak di sudut sebelah Tenggara Ka’bah, yaitu sudut dari mana Tawaf dimulai. Hajar Aswad merupakan jenis batu ‘RUBY’ yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril. Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan lingkaran perak. Batu hitam itu sudah licin karena terus menerus di kecup, dicium dan diusap-usap oleh jutaan bahkan milyaran manusia sejak Nabi Adam, yaitu jamaah yang datang ke Baitullah, baik untuk haji maupun untuk tujuan Umrah.

Satu riwayat Sahih dinyatakan:
“Rukun (HajarAswad) dan makam (Batu/Makam Ibrahim) berasal dari batu-batu ruby surga yang kalau tidak karena sentuhan dosa-dosa manusia akan dapat menyinari antara timur dan barat. Setiap orang sakit yang memegangnya akan sembuh dari sakitnya”

Hadist Sahih riwayat Imam Bathaqie dan Ibnu ‘Abas RA, bahwa Rasul SAW bersabda:
“Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar”.

Hadis Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda:
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum kiamat”.

Berdasarkan bunyi Hadist itulah antara lain maka setiap jamaah haji baik yang mengerti maupun tidak mengerti akan senantiasa menjadikan Hajar Aswad sebagai target berburu …. saya harus menciumnya. Mencium Hajar Aswad!!!.
Tapi apa bisa? Dua juta jemaah, datang dimusim haji secara bersamaan dan antri untuk keperluan dan target yang sama. Begitu padatnya, maka anda harus rela dan ikhlas untuk hanya bisa memberi kecupan jarak jauh sembari melafalkan basmalah dan takbir: Bismillah Wallahu Akbar.

Hadis tersebut mengatakan bahwa disunatkan membaca do’a ketika hendak istilam (mengusap) atau melambainya pada permulaan thawaf atau pada setiap putaran, sebagai mana, diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Artinya:
“Bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Ka’bah lalu diusapnya Hajar Aswad sambil membaca Bismillah Wallahu Akbar”.

ASAL - USUL HAJAR ASWAD

Ketika Nabi Ibrahim a.s bersama anaknya membangun Ka'bah banyak kekurangan yang dialaminya. Pada mulanya Ka'bah itu tidak ada bumbung dan pintu masuk. Nabi Ibrahim a.s bersama Nabi Ismail mau membangunnya dengan meninggikan bangunannya dan mengangkut batu dari berbagai gunung. setelah bangunan Ka'bah itu hampir selesai, ternyata Nabi Ibrahim masih merasa kekurangan sebuah batu lagi untuk diletakkan di Kaabah.

Nabi Ibrahim berkata pada Nabi Ismail, "Pergilah engkau mencari sebuah batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia."

Kemudian Nabi Ismail a.s pun pergi dari satu bukit ke satu bukit untuk mencari batu yang baik dan sesuai. Ketika Nabi Ismail a.s sedang mencari batu di sebuah bukit, tiba-tiba datang malaikat Jibril a.s memberikan sebuah batu yang cantik. Nabi Ismail dengan segera membawa batu itu kepada Nabi Ibrahim a.s. Nabi Ibrahim a.s. merasa gembira melihat batu yang sungguh cantik itu, beliau menciumnya beberapa kali. Kemudian Nabi Ibrahim a.s bertanya, "Dari mana kamu dapat batu ini?"

Nabi Ismail berkata, "Batu ini kuterima dari yang tidak memberatkan cucuku dan cucumu (Jibril)."

Nabi Ibrahim mencium lagi batu itu dan diikuti oleh Nabi Ismail a.s. Sehingga sekarang Hajar Aswad itu dicium oleh orang-orang yang pergi ke Baitullah. Siapa saja yang bertawaf di Ka'bah disunnahkan mencium Hajar Aswad.

Dulunya batu Hajar Aswad itu putih bersih, tetapi akibat dicium oleh setiap orang yang datang menziarahi Ka'bah, ia menjadi hitam seperti terdapat sekarang. Wallahu a'alam.

MISTERI KA'BAH DAN HAJAR ASWAD YANG SUDAH DIBUKTIKAN

Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, di berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada asalan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda, “Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam. ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877) )

Makhluk Alam Ghaib menurut Sains

11 Oktober 2010


Masih ingat film Ghostbuster?? Film Hollywood tahun 1984 ntu..?? Ternyata film ini memberikan ide ttg perkara yg gak pernah terlintas dalam benak kita. Hantu (dan makhluk halus sebangsanya) bisa diciderakan dan diperangkap dengan peralatan sains dan teknologi.

Ketika kebanyakan orang diganggu perasaan takut dan seraaaammm ketika membicarakan perihal makluk halus ini, banyak diantara kita gak menyadari bahwa kajian sains dan teknologi menemukan beberapa sifat dan ciri kelemahan jin dan hantu.

Berbeda dengan ahli agama, penyelidik/ilmuwan mencoba memecahkan teka-teki makluk halus itu dengan mencari penjelasan saintifik dengan mengkaji unsur kewujudan hantu dan jin dari sudut pandang sains. Hasil kajian selama puluhan tahun ini memang tidak diduga oleh kebanyakan kita..!!

Siapa menyangka.. film Drakula yg ada adegan terbakar apabila terkena sinar matahari, dan film Ghostbuster yg ada adegan penangkapan dan penembakan hantu menggunakan peralatan elektronik.. ..ternyata semuanya itu berdasar.!

Malah, beberapa kepercayaan yg dianggap khurafat dalam masyarakat kita seperti meletakkan gunting besi disamping mayat atau menggantung cermin didepan pintu sebenarnya bisa dibuktikan secara sains untuk menghindari gangguan hantu atau jin.

Penyelidik yg juga Dekan Fakultas Sains Warna Universal, Universitas Perobatan Antarbangsa Sri Langka; Prof Dr Sir Norhisham Wahab, mengatakan bahwa hantu dan jin tidak memiliki unsur jasad menyebakan mereka tidak dapat dilihat, tetapi kewujudan mereka dapat dibuktikan dengan ilmu sains fisika quantum dan bisa dideteksi dengan teknologi gelombang.

Hantu dan jin wujud secara tidak nyata karena tidak terikat kepada jisim, gravitasi bumi serta bebas dari ikatan karbon, molekul dan atom. Berbeda dengan manusia yang terbentuk daripada partikel atom atau unsur yang menyusun semua benda.

Hantu dan jin bagaimanapun termasuk dalam ghaib nisbi dan bisa diukur dg menggunakan gelombang bunyi dan gema,” kata Prof Dr Sir Norhisham Wahab yang mendalami kajian dalam bidang ini selama sembilan tahun.

Katanya, apabila kajian sudah memahami bagaimana unsur hantu dan jin dari sudut fisik, usaha terpenting yaitu membantu manusia menghindari gangguan jin dan hantu dapat dilakukan pembuatan penawar dan pemulihan menggunakan teknologi.

Dr Norhisham berkata, jin dan hantu terdiri daripada unsur gelombang, mereka dapat menguasai ruang dan waktu didalam tubuh manusia yang mampu memberi/menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan hingga ke tahap mental.

"Tubuh manusia yang merangkap gelombang ‘tidak sehat’ memberikan kesan kpd seseorang yaitu kesan negatif terhadap jiwa seperti mengalami kelesuan kronik, gangguan mental, merasa sakit ini sakit itu ,dsb. Ketika si pesakit memeriksakan diri kedokter, dokter malah bilang gak ada penyakit apa2 koq, tetapi anehnya sipesakit merasa dia ada mengidap suatu penyakit. Hal ini adalah salah satu tanda dari gangguan jin." Katanya.

Beliau berkata, untuk merawat gangguan jin dan hantu, kaedah pemulihannya adalah dengan mengambil kembali ruang dan waktu pada tubuh atau organ manusia yang diresap jin atau hantu.

Suatu gelombang infrasonik berfrekuensi amat rendah namun lebih kuat direkam secara konstan dan kontinu, dipancarkan sehingga mengganggu gelombang hantu yang sudah meresap ke suatu bagian tubuh; apabila hantu itu merasa tidak nyaman, mereka akan keluar dengan sendirinya dan pesakit kembali pulih.

Bagi saya gangguan hantu tidak berbahaya jika dapat dirawat pada tahap awal. Amalan bacaan surah Yasin bisa untuk mengaktifkan reaksi kimia didalam darah dan ini didapati bisa memberi tekanan kepada hantu yang tidak dapat bertahan apabila peningkatan oksigen didalam aliran darah sebagai tenaga murni.

“Walaupun pada tahap awal kerasukan, tubuh pesakit seperti menjadi medan pertempuran untuk mengusir hantu yang menyelinap ke dalam ruang tubuh tersembunyi, namun akhirnya keadaan akan kembali seperti asal.

Sebaiknya untuk merawat dari kerasukan, sapukan air dingin atau es yang akan memberi keseimbangan melalui rakaman gelombang infrasonik yang bersamaan dengan frekuensi doa yang ikhlas. Itu sudah cukup untuk mengeluarkan gelombang hantu serta mengembalikan ruang dan waktu pada tubuh korban,” katanya.

Katanya lagi, seperti halnya kerasukan atau gangguan hantu, perkara yg lebih berbahaya adalah sihir yang mampu menyebabkan kematian dengan izin Allah, isteri membenci suami secara tiba-tiba, gangguan terhadap kesehatan fisik dan menyebabkan pasangan tidak mendapat anak.

Dalam kasus pasangan tidak mendapat anak akibat sihir, beliau berkata, ruang dan waktu pada rahim isteri sudah dikuasai jin yang akan memakan benih suami atau isteri. Pihaknya akan memasukkan gelombang berfrekuensi rendah yang sama dg frekuensi ovum dan sperma, secara berterusan untuk mengusir gelombang jin dari rahim isteri.

“Banyak kasus rawatan yang saya jalankan menemui pelbagai benda asing pelik seperti serbuk kayu, kalajengking dan permata keluar secara ghaib apabila gelombang dimasukkan ke dalam tubuh korban malah ketumbuhan yang terjadi pada organ juga ghaib apabila gelombang berfrekuensi rendah direkam ke dalam air mandiannya,” katanya.

Usaha memancarkan gelombang untuk merawat gangguan makhluk halus juga sebenarnya tidaklah sesukar seperti yg kita bayangkan, tidak perlu peralatan menyerupai senjata, mesin yang besar sebaliknya gelombang bisa ditangkap dalam medium seperti air dan unsur yg sesuai.

“Kami menciptakan alat radionik yaitu teknologi yg merekam 99 frekuensi gelombang berdasarkan 99 getaran tenaga atom di dalam sukros dan pesakit hanya perlu memakan pil itu secara berterusan untuk memancarkan gelombang ke dalam tubuh,” katanya.

Sesuatu yang menarik adalah teori drakula akan terbakar jika terkena cahaya matahari adalah benar. Hantu memiliki gelombang tidak seimbang, dan cahaya matahari berfungsi menyeimbangkan gelombang alam. Apabila gelombang tidak seimbang terkena cahaya matahari, ia akan musnah karena gelombangnya menjadi seimbang dan hantu itu akan terbakar.

“Besi mampu memerangkap gelombang buruk/negatif dan hantu tidak menyukai medan listrik, jadi konsep hantu ditembak dengan alat listrik untuk diciderakan dan disimpan dalam kotak besi seperti filem Ghostbuster adalah benar.

“Begitu juga dg amalan meletakkan gunting besi dekat mayat kerana besi mampu menangkap atau menarik muatan listrik positif pd seseorang apabila seseorang itu meninggal dunia.
“Cermin mampu menyerap cahaya termasuk gelombang elektromagnetik yang memiliki kesan radiasi yang bisa mengganggu gelombang hantu dan jin. Perkara2 seperti ini bukan kurafat tetapi kita perlu memahami konsepnya,” katanya.

Suatu fakta ironis adalah kebanyakan manusia takut hantu walaupun pd hakikatnya, hantu juga takut berhadapan dengan manusia karena penglihatan manusia memiliki foton cahaya yang cenderung mengeluarkan atau memancarkan elektron untuk membentuk ion positif.

“Hantu juga terbentuk dari ion positif dan apabila ion positif bertemu dengan ion positif dalam kesatuan tenaga elektrik, ia mampu menciderakan atau melenyapkan mereka,” katanya.

FAKTA: Hantu dan jin
# Dari sudut sains, secara umum hantu atau jin gak suka dg cairan gas nitrogen, es, garam, oksigen, cahaya, karbon dioksida, frekuensi kurang satu Hertz dan wewangian tertentu.

# Dari sudut sains juga, hantu gemar dengan cuka, bawang, bahan yang cepat busuk, bahan yang tinggi kandungan serat, gas beracun, bahan yang cepat teroksida (yg bereaksi dengan oksigen), kandungan natrium yg tinggi, busuk dan kotor.

# Zikir memiliki gelombang tetap dan apabila diamalkan secara berterusan, gelombang zikir akan menguasai ruang kosong pada tubuh manusia dan menjadikannya berpijar menyebabkan tiada lagi ruang untuk dimasuki gelombang asing seperti hantu atau jin.

AHLUSSUNAH WAL JAMA'AH

21 Oktober 2009


Nabi Muhammad Saw. telah bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umatku dalam kesesatan selamanya, kekuatan Allah bersama jama’ah maka ikutilah kelompok mayoritas dan barang siapa yang menyimpang maka ia akan menyendiri dalam neraka”. HR. Turmudzi, Abu Nu’aim, al-Hakim dari Ibn Umar ra.

Dari diskripsi hadits Nabi di atas, kita dapat membaca keberadaan umat Islam di akhir jaman. Disamping itu, dalam hadits lainnya, Nabi menyatakan bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 kelompok, yang dari kesemuanya hanya satu kelompok yang selamat, Nabi sendiri dalam hadits tersebut mengistilahkan dengan Ahlussunnah wal Jama’ah.


Ahlussunnah wal Jama’ah, sebagaiman disebutkan dalam kitab Ahlussunnah al-`Asya’irah adalah istilah yang muncul untuk menunjukkan orang-orang yang berada pada jalan ulama salaf yang shaleh dan memegang teguh ajaran al-Quran, al-Sunnah dan al-Atsar yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad dan dari para shahabatnya. Term ini hanya untuk membedakan sekte ini dari sekte-sekte lainnya yang termasuk madzhab ahli bid’ah yang selalu mengikuti hawa nafsunya.

Kemunculan istilah ini diilhami dan terinspirasi dari diskripsi hadits Nabi Muhammad dalam rekaman haditsnya yang menyatakan bahwa umat Islam akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan dan hanya satu yang selamat dan berhak menduduki surga yang dijanjikan Allah dalam al-Qur'an, yakni firqah al-najiyah, Ahlussunnah wal Jama'ah. Dan hal itu kini benar-benar menjadi realita yang kemunculannya dimulai paska peralihan khalifahan Shahabat Utsman ibn Affan kepada Shahabat Ali ibn Abu Thalib. Perpecahan itu diawali dengan pro dan kontra penerimaan arbitrase (tahkim) yang dilakukan oleh pihak Ali ibn Abu Thalib dan pihak Mu'awiyyah. Kelompok baru itu adalah Khawarij dan Syi’ah yang pada mula kemunculannya hanya merupakan perpecahan madzhab politik, namun akhirnya berimplikasi pada perpecahan pandangan dan sikap serta manhaj ushul al-din (ilm al kalam).

Kelompok yang oleh Nabi Muhammad sudah didiskripsikan dan merupakan kelompok yang selamat nanti di akhirat, pada awalnya merupakan kelompok jumhur (mayoritas) yang muncul sebagai balance dari kedua madzhab yang telah mendahuluinya, Khawarij dan Syi’ah. Namun pada perkembangannya madzhab jumhur mulai terpecah-pacah. Perpecahan itu terus terjadi sehingga muncul satu madzhab yang disebut dengan Ahlussunnah wal Jama’ah, mayoritas ulama menyimpulkannya bahwa madzhab itu adalah sekte Ahlul Hadits, sekte Asya’irah dan sekte Maturidiyyah.

Ketiga sekte ini bukanlah merupakan aliran baru dalam zona kalam (teologi), tetapi mereka mengukuhkan dan menegaskan kembali kemurnian ajaran para salaf al-shalih yang diwariskan Nabi Muhammad kepada para pengikutnya dan seterusnya. Sebagaimana yang telah diungkapkan Dr. Muhammad Sa'id Ramdlan al-Buthi dan para ilmuwan Islam lainnya dalam kata pengantar kitab ahlussunnah al`asya’irah. Madzhab yang didirikan oleh Ahmad ibn Hanbal (W. 241 H.), Abu Hasan al-`Asy’ari (W. 324 H.) dan Abu Manshur al-Maturidi (W. 333 H.), hanya murni merupakan pembelaan terhadap kebenaran dan orisinalitas ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad.

Hanya saja pasca kemunculan dua sekte terahir, Asya’irah dan Maturidiyyah, tidak ditemukan orang-orang yang ahli dalam berbagai bidang ilmu keagamaan kecuali ia adalah penganut sekte Asy’ari dan Maturidi. Seperti dalam bidang Hadits disebutkan al-Daruquthni, al-Hakim, al-Baihaqi, al-Khathib al-Baghdadi, ibn al-Shalah, al-Qaththan dan lain-lainnya merupakan penganut Asy’ari dan Maturidi. Dalam bidang Tafsir al-Jashshash Abu ‘Amr al-Dani, al-Qurthubi, al-Razi, al-Baidlawi dan ahli tafsir masyhur lainnya.

Dan dari ahli fiqh baik yang bermadzhab Hanafi seperti al-Saraksi, ibn Nujaim, Abdul Aziz al-Bukhari, ibn Abidin, al-Thahthawi dan mayoritas para ulama Pakistan dan India. Madzhab Maliki seperti Ibn Rusyd, al-Syathibi, al-Qarafi, ibn al-Hajib, al-Dasuqi, al-Sanusi, dan ulama-ulama mayoritas Maroko, madzhab Syafi’i seperti al-Juwaini dan anaknya al-Haramain, al-Ghazali, al-Razi, al-Amudi, al-Syairazi, al-Asfirayini, al-‘Izz ibn Abdussalam, al-Nawawi, al-Rafi’i, Zakariya al-Anshari, ibn Hajar al-Haitami, al-Ramli, al-Bujairami, al-Baijuri dan lainnya, ataupun madzhab Hanbali seperti al-Mawahibi al-Hanbali, ibn al-Syatha al-Hanbali dan para imam-imam pendahulunya.

Begitupun para pemimpin gerakan Islam Dunia mayoritas mereka memeluk madzhab Asy’ari dan Maturidi seperti, Shalahuddin al-Ayyubi, Raja-Raja dinasti Utsmaniyyah serta pimpinan gerakan-gerakan Islam seperti Di Mesir, Maroko, Sudan, Irak, Pakistan, India dan lainnya. Hal ini bukanlah tidak ditemukan orang-orang yang kompeten dalam bidang tertentu dari madzhab ahlul hadits, tetapi karena sedikitnya para ulama tidak menyebutnya secara perinci.

Dari sekian banyak ulama yang telah disebutkan diatas dan nama-nama lain yang tidak bisa disebutkan adalah para pemeluk madzhab Asy’ari dan Maturidi dalam bidang teologi, apabila mereka adalah termasuk orang-orang yang ahli bid’ah dan tersesat keluar dari madzhab Ahlussunnah wal Jama’ah dan termasuk kelompok yang rusak dan diancam dengan siksa api neraka yang sangat pedih, maka sangatlah celaka bagi mayoritas muslim dunia dari pasca madzahib al-arba’ah sampai sekarang yang mengikuti madzhab mayoritas sehingga mencapai sembilan sepersepuluhnya umat Islam di dunia?!

Perlu dicermati tentang hal ini, apabila mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang tersesat dan menyesatkan, maka mata rantai ajaran Nabi Muhammad yang dibawa dan diwarisi oleh para shahabatnya mengalami keterputusan. Dan pertanyaan yang perlu dijawab putus dimanakah mata rantai ilmu atau agama itu?

Pewarisan agama yang terus berkelanjutan sampai sekarang merupakan warisan dari Nabi Muhammad yang terus disampaikan secara kontinyu dan berantai dari Nabi Muhammad Saw. para shahabat, para tabi’in dan seterusnya sampai sekarang. Dalam hal ini para pendiri ketiga sektre adalah mereka para pewaris tradisi Islam baik dalam hal idiologi atau lainnya, seperti fiqh dan tasawwuf. Mereka adalah para pengikut al-Hanafi, al-Maliki, al-Syafi’i dan al-Hanbali dalam kawasan fiqh, sehingga keterputusan mata rantai pengetahuan tidaklah mungkin dan mustahil keberadaannya. Masyhur kiranya tentang siapakah guru-guru para pendiri madzhab fiqh hingga sampai ke tangan Nabi Muhammad Saw. Jadi keterputusan sanad ilmu dari Rasulullah sampai sekarang dalam hal ini sangat tidak rasional dan arealistis.

Jelaslah sudah dan tidak bisa diragukan lagi bahwa kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah yang telah didiskripsikan dalam rekaman sejarah Nabi Muhammad merupakan kelompok teologis yang diusung oleh Abu Hasan al-‘Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi dan Ahmad ibn Hanbal yang merupakan pengikut setia madzhab Hanbali, sebagaimana pernyataan beberapa ulama madzhab fiqh seperti ulama Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi'iyyah dan Hanabilah.

Klaim ini bisa dibuktikan dengan mayoritas para ilmuwan Islam yang menyatakan bahwa Ahlussunnah wal Jama'ah yang dimaksud oleh Nabi Muhammad dalam haditsnya adalah ahlul hadits yang menjadikan sumber keyakinannya berdasar pada al-Qur'an, al-Hadits dan Ijma' para Ulama, ahli berfikir yang dalam hal ini adalah sekte Asya'irah dan Maturidiyyah dan yang ketiga adalah ahlul kasyf dan wijdan yang dalam hal ini adalah para tasawwuf.

Implikasi dari diskripsi Nabi Muhammad diatas berekses pada keberadaan seorang muslim di hari akhir kelak, sebagaimana dinyatakan Abdul Fatah ibn Shalih Qudaisy al-Yafi'i dalam kitab al-Manhajiyyah al-'Ammahnya "sesuatu yang maklum adanya bahwa kebenaran dalam ushul dan teolog adalah satu dan perbedaan dalam ushul dan akidah tidak diperbolehkan, berbeda dengan perbedaan dalam masalah parsial fikih (furu' al-fiqhiyyah) dan hukum ketika sesuai dengan batasan dan aturannya". Hal ini juga ditegaskan oleh Abu Ishaq al-Syathibi dalam al-Muwafaqatnya yang menyatakan bahwa perbedaan yang terjadi pada diri para jurism fiqh ada dasarnya semuanya benar walaupun kebenaran itu hanya ada satu.

Klaim pengakuan diri sebagai ahlussunnahpun banyak dilakukan oleh beberapa kelompok yang merupakan sempalan dari kesatuan Islam yang utuh dan besar. Dan penegasian oknom tertentu tidak bisa terelakkan dengan memaparkan pernyataan bahwa semua aliran selain alirannya adalah sesat, syirik dan kafir. Hal ini jelas tidak sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah yang tidak mudah untuk menstempel rival-rivalnya dengan label murtad, syirik, kafir dan sesat.

Kiranya sebagai umat Islam yang besar dan mengharapkan kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat, kita harus waspada dan hati-hati terhadap sekte-sekte Islam yang tidak sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah, apalagi sekte-sekte baru yang sampai mengatasnamakan Islam baru atau aliran baru yang sudah jelas bahwa selain satu sekte Ahlussunnah wal Jama’ah jelas bukan kelompok yang selamat. Hal itu oleh al-Sahrastani telah tertuangkan dalam karyanya di bidang sejarah, al-Milal wa al-Nihal. Ketika sekte-sekte baru lahir kita berhak bertanya aliran yang keberapa dan menginduk pada klasifikasi mana? Sehingga kita bisa menilai apakah sekte baru, agama baru atau hanya perubahan wajah melalui operasi berbagai kecacatan dan kejelekannya atau malah makin memperparah kecacatan dan kerancuan akidah mereka?

Agama yang mendapat legitimasi atas kevaliditasannya hanya ada satu; yakni Islam dan Islam adalah agama yang hanya mengakui Allah adalah tuhannya, Muhammad Saw. adalah Rasul-Nya, al-Qur’an adalah kitab sucinya dan Ka’bah adalah kiblatnya. Dari Islam yang universal ini secara manhaji fiqh terdapat beberapa sekte yang tidak berimplikasi pada hal-hal yang prinsip dalam hal beragama. Namun, yang paling mendasar dan prinsipal adalah perpecahan sekte dalam masalah keyakinan atau akidah yang mampu menghantarkan umat manusia di akhirat kelak apakah ia akan masuk surga atau bahkan kekal untuk selamanya dalam luapan api neraka.

BID'AH SECARA ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI

30 September 2009


Salah satu isu besar yang mengancam persatuan umat Islam adalah isu bid'ah. Akhir-akhir ini, kata itu makin sering kita dengar, makin sering kita ucapkan dan makin sering pula kita gunakan untuk memberi label kepada saudara-saudara kita seiman. Bukan labelnya yang dimasalahkan, tapi implikasi dari label tersebut yang patut kita cermati, yaitu anggapan sebagian kita bahwa mereka yang melakukan bid'ah adalah aliran sesat. Karena itu aliran sesat, maka harus dicari jalan untuk memberantasnya atau bahkan menyingkirkannya. Kita merasa sedih sekarang ini, makin banyak umat Islam yang menganggap saudaranya sesat karena isu bid'ah dan sebaliknya kita makin prihatin sering mendengar umat Islam yang mengeluh atau menyatakan sakit hati dan bahkan marah-marah karena dirinya dianggap sesat oleh saudaranya seiman.


Yang paling mudah kita baca dari kasus tersebut adalah adanya trend makin maraknya umat Islam saling bermusuhan dan saling mencurigai sesama mereka dengan menggunakan isu bid'ah. Mari kita renungkan, apakah kondisi seperti itu harus terjadi terus menerus di kalangan umat Islam? Di beberapa negara Muslim, seperti di Pakistan, isu itu telah menyulut perang saudara berdarah antar umat Islam hingga saat ini. Sudah tak terhitung nyawa yang melayang karena pertikian seperti itu.

Mari kita simak sejenak fatwa Syeh Azhar Atiyah Muhammad Saqr yang dikeluarkan pada tahun 1997. Bahwa sebenarnya isu bid'ah yang berkembang di masyarakat Muslim saat ini disebabkan oleh perbedaan memaknai bi'dah apakah secara etimologis (bahasa) atau terminologis (istilah). Syeh Atiyah menjelaskan lebih jauh:

Dalam kitab "Al-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Athar" karangan Ibnu Atsir dalam pembahasan "ba da 'a" (asal derivatif kata bid'ah) dan dalam pembahasan hadist Umar r.a. masalah menghidupkan malam Ramadhan ": نعمت البدعة هذه" Inilah sebaik-baik bid'ah", dikatakan bahwa bid'ah terbagi menjadi dua, ada 1) bid'ah huda (bid'ah benar sesuai petunjuk) dan ada 2) bid'ah sesat. Bid'ah yang betentangan dengan perintah Allah dan Rasulnya s.a.w. maka itulah bid'ah yang dilarang dan sesat. Dan bid'ah yang masuk dalam generalitas perintah Allah dan Rasulnya s.a.w. maka itu termasuk bid'ah yang terpuji dan sesuai petunjuk agama. Apa yang tidak pernah dilakukan Rasulullah s.a.w. tapi sesuai dengan perintah agama, termasuk pekerjaan yang terpuji secara agama seperti bentuk-bentuk santunan sosial yang baru. Ini juga bid'ah namun masuk dalam ketentuan hadist Nabi s.a.w. diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah oleh Imam Muslim:

‏من سن في الإسلام سنة حسنة فعمل بها بعده كتب له مثل أجر من عمل بها ولا ينقص من أجورهم شيء ومن سن في الإسلام سنة سيئة فعمل بها بعده كتب عليه مثل وزر من عمل بها ولا ينقص من أوزارهم شيء

"Barang siapa merintis dalam Islam pekerjaaan yang baik kemudian dilakukan oleh generasi setelahnya, maka ia mendapatkan sama dengan orang melakukannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan barangsiapa merintis dalam Islam pekerjaan yang tercela, kemudian dilakukan oleh generasi setelahnya, maka ia mendapatkan dosa orang yang melakukannya dengan tanpa dikurangi sedikitpun" (H.R. Muslim).

Stateman Umar bin Khattab r.a. "Inilah bid'ah terbaik" masuk kategori bid'ah yang terpuji. Umar melihat bahwa sholat tarawih di masjid merupakan bid'ah yang baik, karena Rasulullah s.a.w. tidak pernah melakukannya, tapi Rasulullah s.a.w. melakukan sholat berjamaah di malam hari Ramadhan beberapa hari lalu meninggalkannya dan tidak melakukannya secara kontinyu, apalagi memerintahkan umat islam untuk berjamaah di masjid seperti sekarang ini. Demikian juga pada zaman Abu Bakar r.a. sholat Tarawih belum dilaksanakan secara berjamaah. Umar r.a. lah yang memulai menganjurkan umat Islam sholat tarawih berjamaah di masjid.

Para ulama melihat bahwa melestarikan tindakan Umar tesebut, termasuk sunnah karena Rasulullah s.a.w. pernah bersabda "Hendaknya kalian mengikuti sunnahku dan sunnah Khulafaurrashiidn setelahku" (H.R. Ibnu Majah dll.) Rasulullah s.a.w. juga pernah bersabda: "Ikutilah dua orang setelahku, yaitu ABu Bakar dan Umar". (H.R. Tirmidzi dll).

Dengan pengertian seperti itu, maka menafsirkan hadist Rasulullah s.a.w. "كل محدثة بدعة" yang artinya "setiap baru diciptakan dalam agama adalah bid'ah" harus dengan ketentuan bahwa hal baru tersebut memang bertentangan dengan aturan dasar syariat dan tidak sesuai dengan ajaran hadist.

Mengkaji masalah bid'ah memerlukan pendefinisian yang berkembang dan muncul di seputar penggunaan kata bid'ah tersebut. Perbedaan definisi bisa berpengaruh pada perbedaan hukum yang diterapkan. Tanpa mendefinisikan bid'ah secara benar maka kita hanya akan terjerumus pada perbedaan hukum, perbedaan pendapat dan bahkan pertikaian. Demikian juga mendefinisikan bid'ah yang sesat dan masuk neraka, tidaklah mudah.

Dari beberapa literatur Islam yang ada, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Para ulama dalam mendefinisikan bid'ah, terdapat dua pendekatan yaitu kelompok pertama menggunakan pendekatan etimologis (bahasa) dan kelompok kedua menggunakan pendekatan terminologis (istilah).

Golongan pertama mencoba mendefinisikan bid'ah dengan mengambil akar derivatif kata bid'ah yang artinya penciptaan atau inovasi yang sebelumnya belum pernah ada. Maka semua penciptaan dan inovasi dalam agama yang tidak pernah ada pada zaman Rasulullah s.a.w. disebut bid'ah, tanpa membedakan antara yang baik dan buruk dan tanpa membedakan antara ibadah dan lainnya. Argumentasi untuk mengatakan demikian karena banyak sekali ditemukan penggunakan kata bid'ah untuk baik dan kadang kala juga digunakan untuk hal tercela.

Imam Syafi'i r.a. berkata: "Inovasi dalam agama ada dua. Pertama yang bertentangan dengan kitab, hadist dan ijma', inilah yang sesat. Kedua inovasi dalam agama yang baik, inilah yang tidak tercela."

Ulama yang menganut metode pendefinisan bid'ah dengan pendekatan etimologis antara lain Izzuddin bin Abdussalam, beliau membuat kategori bid'ah ada yang wajib seperti melakukan inovasi pada ilmu-ilmu bahasa Arab dan metode pengajarannya, kemudian ada yang sunnah seperti mendirikan madrasah-madrasah Islam, ada yang diharamkan seperti merubah lafadz al-Quran sehingga keluar dari bahasa Arab, ada yang makruh seperti mewarna-warni masjid dan ada yang halal seperti merekayasa makanan.

Golongan kedua mendefinisikan bid'ah adalah semua kegiatan baru di dalam agama, yang diyakini itu bagian dari agama padahal sama sekali bukan dari agama. Atau semua kegiatan agama yang diciptakan berdampingan dengan ajaran agama, dan disertai keyakinan bahwa melaksakan kegiatan tersebut merupakan bagian dari agama. Kegiatan tersebut mencakup bidang agama dan lainnya.

Sebagian ulama dari golongan ini mengatakan bahwa bid'ah hanya berlaku di bidang ibadah. Dengan definisi seperti ini, semua bid'ah dalam agama dianggap sesat dan tidak perlu lagi dikategorikan dengan wajib, sunnah, makruh dan mubah. Golongan ini mengimplementasikan hadist "كل بدعة ضلالة" yang artinya "setiap bid'ah adalah sesat", terhadap semua bid'ah yang ada sesuai defisi tersebut.

Demikian juga statemen imam Malik: "Barang siapa melakukan inovasi dalam agama Islam dengan sebuah amalan baru dan menganggapnya itu baik, maka sesungguhnya ia telah menuduh Muhammad s.a.w. menyembunyikan risalah, karena Allah s.w.t. telah menegaskan dalam surah al-Maidah:3 yang artinya " Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu", adalah dalam konteks definisi bid'ah di atas. Adapun pernyataan Umar r.a. dalam masalah sholat Tarawih bahwa "itu sebaik-baik bid'ah" adalah bid'ah dalam arti bahasa (etimologis).

Lepas dari kajian bid'ah di atas, sesungguhnya tema bid'ah merupakan tema yang cukup rumit dan panjang dalam sejarah pemikiran Islam. Pelabelan ahli bid'ah terhadap kelompok Islam tertentu mulai marak dan muncul, pada saat munculnya polemik dan konflik pemikiran dalam dunia Islam. Merespon polemik pemikiran Islam tersebut, Abu Hasan Al-Asy'ari (meninggal tahun 304 H) menulis buku "Alluma' fi al-radd 'ala Ahlil Zaighi wal Bida'" (Catatan Singkat untuk menentang para pengikut aliran sesat dan bid'ah). Setelah itu muncullah kajian-kajian yang makin marak dan gencar dalam mengulas masalah bid'ah.

Imam Ghozali dalam Ihya' Ulumuddin (1/248) menegaskan:"Betapa banyak inovasi dalam agama yang baik, sebagaimana dikatakan oleh banyak orang, seperti sholat Tarawih berjamaah, itu termasuk inovasi agama yang dilakukan oleh Umar r.a.. Adapun bid'ah yang sesat adalah bid'ah yang bertentangan dengan sunnah atau yang mengantarkan kepada merubah ajaran agama. Bid'ah yang tercela adalah yang terjadi pada ajaran agama, adapun urusan dunia dan kehidupan maka manusia lebih tahu urusannya, meskipun diakui betapa sulitnya membedakan antara urusan agama dan urusan dunia, karena Islam adalah sistem yang komprehensif dan menyeluruh. Ini yang menyebabkan sebagian ulama mengatakan bahwa bid'ah itu hanya terjadi dalam masalah ibadah, dan sebagian ulama yang lain mengatakan bid'ah terjadi di semua sendi kehidupan.

Akhirnya juga bisa disimpulkan bahwa bid'ah terjadi dalam masalah aqidah, ibadah, mu'amalah (perniagaan) dan bahkan akhlaq. Yang perlu digaris bawahi adalah bahwa semua tingkah laku dan pekerjaan Rasulullah s.a.w. adalah suri tauladan bagi umatnya. Apakah semua pekerjaan Rasulullah s.a.w. dan tingkah lakunya wajib diikuti 100 persen, ataukah sebagian itu sunnah untuk diikuti dan sebagian bolah tidak diikuti? Apakah meninggalkan sebagian pekerjaan yang pernah dilakukan Rasulullah s.a.w. (yang bukan termasuk ibadah) dosa atau tidak? Contohnya seperti adzan dua kali waktu sholat Jum'at, menambah tangga mimbar sebanyak tiga tingkat, melakukan sholat dua rakaat sebelum Jum'at, membaca al-Quran dengan suara keras atau memutas kaset Qur'an sebelum sholat Jum'at, muadzin membaca sholawat dengan suara keras setelah adzan, bersalaman setelah sholat, membaca "sayyidina" pada saat tahiyat, mencukur jenggot. Sebagian ulama menganggap itu semua bid'ah karena tidak pernah dilakukan pada zaman Rasulullah dan sebagian lain menganggap itu merupakan inovasi beragama yang diperbolehkan dan baik, dan tidak betentangan dengan ketentuan umum agama Islam. Demikian juga masalah peringatan maulid nabi dan peringatan Islam lainnya, seperti Nuzulul Qur'an, Isra' Mi'raj, Tahun Baru Hijriyah, sebagian ulama melihat itu bid'ah dan sebagian lainnya menganggap itu bukan bid'ah sejauh diisi dengan kegiatan-kegiatan agama yang baik. Perbedaan para ulama di seputar masalah tersebut terkembali pada perbedaan mereka dalam mengartikan bid'ah itu sendiri, seperti dijelaskan di atas.

Yang perlu kita garis bawahi lagi, bahwa ajaran agama kita dalam merubah kemungkaran yang disepakati bahwa itu kemungkaran adalah dengan cara yang ramah dan nasehat yang baik. Tentu merubah kemungkaran yang masih dipertentangkan kemungkarannya juga harus lebih hati-hati dan bijaksana. Permasalahan yang masih menjadi khilafiyah (terjadi perbedaan pendapat) di antara para ulama, tidak seharusnya disikapi dengan bermusuhan dan percekcokan, apalagi saling menyalahkan dan menganggap sesat. Mereka yang menganggap dirinya paling benar dan menganggap akidahnya yang paling selamat, dan lainnya adalah sesat dan rusak, hendaklah ia berhati-hati karena jangan-jangan dirinya telah terancam kerusakan dan telah dihinggapi oleh teologi permusuhan.

Wallahu a'lam bissowab

KATA MUTIARA HIKMAH

15 Februari 2009

Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.
Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.
Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.
Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.

Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.

Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.

Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.

Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.

Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.

Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?
Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.

Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.
Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.
Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.

Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.
Jika Anda ingin suatu kehidupan yang berbeda, buatlah keputusan yang berbeda juga.
Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.

Potensial pilihan Anda begitu melimpah, keputusan Anda dapat saja merubah hidup Anda secara dramatis dalam waktu singkat.
Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.
Cinta terbesar dan cinta hakiki bagi orang yang beriman ialah cinta kepada Allah. Sehingga cinta kepada Allah-lah yang seharusnya menjadi motivator terbesar dan tidak terbatas.

Sukses yang sudah Anda alami di masa lalu akan membantu untuk memotivasi Anda di masa yang akan datang.
Jika Allah yang menjadi tujuan, kenapa harus dikalahkan oleh rintangan-rintangan yang kecil di hadapan Allah? Jika mencari nafkah merupakan ibadah, semakin kerja keras kita, insya Allah semakin besar pahala yang akan diberikan oleh Allah. Jika nafkah yang didapat merupakan bekal untuk beribadah, maka semakin banyak nafkah yang didapat, semakin banyak ibadah yang bisa dilakukan.

Uang + Ahklaqul Karimah akan menjadi modal yang sangat berharga baik untuk Anda sendiri, maupun untuk kemajuan Umat Islam. Kejarlah keduanya.
Jika niat sudah terpancang karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kita.

Jangan sampai kita terlena untuk memenuhi kekayaan duniawi yang sifatnya hanya sementara saja, hingga kita lupa akan tugas kita yang sesungguhnya di dunia ini yaitu mengumpulkan perbekalan untuk menuju kampung akhirat yang kekal. Jadi perkayalah diri Anda baik dengan materi maupun dengan ruhani, dan bagikan kekayaan tersebut kepada orang-orang yang ada disekitar Anda, terutama yang lebih membutuhkan.
Ada peluang dan ancaman dibalik harta yang kita miliki.

Tindakan kita akan mengacu kepada apa yang ada dalam pikiran kita.
Jangan terpaku dengan asumsi dan persepsi sendiri, karena bisa salah. Cobalah mulai membuka pikiran Anda terhadap pikiran orang lain, tentu saja dengan filter nilai-nilai yang Anda anut.

Seperti perkelahian orang yang kecil dengan orang yang besar, jika mengadu tenaga atau kekuatan tentu saja si kecil akan kalah, tetapi dengan kecerdikan, si besar bisa dikalahkan.

Sudahkah Anda melihat dan meneliti apa yang sudah Anda lakukan dan membuat rencana ke depan agar lebih baik?
Proyek besar tidak bisa diselesaikan sekaligus, tetapi harus dibagi-bagi kebagian yang kecil dan dapat dikendalikan.
Anda hanya memerlukan rencana yang sederhana dan tetap sederhana, yang penting Anda konsisten menjalankannya.

Dua hal yang perlu Anda ketahui sebelum memulai bisnis, pertama ketahuilah bahwa bisnis itu tidak mudah, kedua bekali diri Anda dengan sikap dan keterampilan yang memadai. Tetapi yakinlah bahwa Anda bisa.

Rencana adalah jembatan menuju mimpimu, jika tidak membuat rencana berarti tidak memiliki pijakan langkahmu menuju apa yang kamu cita-citakan.
Putuskan apa yang Anda inginkan, kemudian tulislah sebuah rencana, maka Anda akan menemukan kehidupan yang lebih mudah dibanding dengan sebelumnya.
Rencana memberikan arah langkah Anda.

Kunci pengelolaan waktu yang efektif: mengeset prioritas dan konsentrasi pada satu pekerjaan pada satu waktu.
Untuk mencapai puncak, Anda harus melalui anak tangga dan terus menerus naik, maka Anda akan mencapai puncak yang Anda inginkan.
Jika sukses merupakan akibat, tentu saja ada sebabnya. Jadi langkah pertama jika Anda ingin sukses ialah dengan mengetahui terlebih dahulu sebab-sebab yang membuat orang lain sukses.

Apa yang membedakan Anda dengan orang lain yang sukses? Jawabannya karena Anda tidak mengerjakan apa yang orang sukses kerjakan.

Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman.

Suatu saat mungkin Anda merasa dunia ini bau terasi, kemana pun Anda pergi bau terasi selalu tercium. Sebelum Anda memutuskan bahwa dunia ini penuh dengan terasi, periksalah diri Anda mungkin ada terasi pada kumis atau pakaian Anda.
Untuk mengubah sikap, ternyata tergantung pada diri Anda sendiri.

Menghilangkan sifat dengki pada diri kita akan membantu kita menuju kesuksesan baik dunia maupun akhirat.
Dengan disiplin bukan saja kita tidak mendapatkan sangsi, tetapi dengan disiplin kita akan meraih sukses, terhindar (insya Allah) dari kecelakaan, dan disiplin juga adalah ibadah.

Bermimpilah, buatlah tujuan dari mimpi Anda, buatlah rencana, lakukan rencana, dan capailah mimpi Anda.
Mungkin saja di tempat lain rezeki Anda sudah menunggu.
Jika Anda mempunyai misi mulia, jangan takut untuk gagal, bukan hasil yang akan dinilai, tetapi usaha Anda untuk mencapainya.

Jika kegagalan menghampiri Anda bukan berarti Anda harus menyerah, tetapi cari jalan lain, kemudian kerjakan lagi. Sekali lagi, jangan cepat menyerah.
Menyerah adalah salah satu cara untuk gagal.
Jangan lupakan kegagalan, tetapi ambilah hikmahnya.
Lupakan kekecewaan, karena harapan dimasa depan masih terbentang luas dan begitu cerah.

Jika sudah tidak ada harapan, cobalah jalan yang lain. Masih banyak jalan lain yang bisa membawa Anda menuju kesuksesan.
Anda telah mendapatkan sesuatu yang berharga pada kegagalan sebelumnya, sehingga kini Anda telah lebih bijaksana, lebih berpengalaman, dan lebih terampil.

Diantara ribuan peluang dan kesempatan, di sana ada kesuksesan, namun dikelilingi dengan kegagalan. Ambil kesempatan dan peluang tersebut, biarkan Anda gagal dalam proses menemukan kesuksesan tersebut.

Setiap kegagalan yang Anda buat adalah anak tangga Anda menuju puncak, yaitu sukses. Setiap kegagalan yang Anda temukan, memberikan arah yang jelas menuju sukses.

TIPS KANG ANWAR

Loading...
Sponsored By :Kang Anwar.

LANGGANAN

Posting Terbaru

GRATIS UPDATE BERITA, silahkan Berlangganan !

Kang Anwar Selalu update setiap waktu Untuk berlangganan via email, kirimkan email anda di sini

Email Anda:

Powered by Feed My Inbox

KAJIAN KANG ANWAR

 

© Copyright Media Kang Anwar 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.