KHOLIFAH ALLOH DIAKHIR ZAMAN (Ust.Ihsan Tandjung)
06 Maret 2011
Kedatangan Imam Mahdi (ratu adil red.) di akhir zaman merupakan salah satu tanda-tanda menjelang datangnya hari Kiamat. Terdapat banyak sekali hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam yang mengisyaratkan kedatangannya. Namun hadits di atas barangkali merupakan hadits yang paling jelas menyebutkan apa kewajiban umat Islam saat ia telah hadir. Ada beberapa pelajaran yang bisa kita simpulkan dari hadits ini:
“Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi), maka berbai’at-lah dengannya walaupun harus merangkak-rangkak di atas salju karena sesungguhnya dia adalah Khalifatullah Al-Mahdi.” (HR Abu Dawud 4074)
Pertama, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Ketika kalian melihatnya (kehadiran Imam Mahdi)...” Bagian ini mengisyaratkan bahwa umat Islam perlu senantiasa mewaspadai kehadiran Imam Mahdi. Janganlah kelalaian kita akan fenomena ini menyebabkan kita menyesal saat ia akhirnya hadir. Atau janganlah kita menafikan pentingnya hal ini karena menganggap bahwa mereka yang peduli kehadirannya adalah orang-orang fatalis-pasifis yang tahunya cuma ”menunggu” datangnya Imam Mahdi dan sisa hidupnya hanya diisi dengan kesibukan berdzikir kepada Allah sambil berpangku tangan menyaksikan keterbelakangan ummat Islam.
Saudaraku, memahami dengan benar akan fenomena Imam Mahdi merupakan perkara yang sangat penting. Mengapa? Karena ia kelak akan menjadi pemimpin ummat Islam, bahkan panglima perang ummat Islam, yang mengajak kita semua berjihad fii sabilillah melawan para Mulkan Jabbariyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak sambil mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya) yang selama ini berkuasa dengan sombongnya sebagai para thaghut di tengah ummat Islam namun dapat berlalu begitu saja. Mereka menjadi dapat berkuasa dengan semena-mena karena didukung oleh penguasa dunia dari kalangan al-kuffar yang sedang Allah izinkan mendapat giliran kepemimpinan atas ummat manusia sedunia. Dan mereka menjadi langgeng dalam sistem kekuasaannya yang batil sebagiannya dikarenakan ummat Islam sedang berada pada titik nadir kelemahannya di berbagai bidang kehidupan.
Imam Mahdi merupakan sebuah divine solution (solusi Rabbany) untuk menghadapi dan menanggulangi kezaliman babak keempat perjalanan ummat Islam di era Akhir Zaman. Babak keempat merupakan babak kepemimpinan para Mulkan Jabbariyyan sebagaimana telah diprediksi kehadirannya oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sejak limabelas abad yang lalu. Babak keempat merupakan babak paling kelam dalam perjalanan sejarah ummat Islam di era akhir zaman. Babak keempat merupakan babak dimana kita semua hidup dewasa ini. Ia merupakan babak di mana umat islam babak belur...!
Saudaraku, ini bukanlah suatu perkara yang harus diratapi atau disesali. Sebab Allah sendiri telah mengisyaratkan di dalam Al-Qur’an bahwa ini cuma masalah pergiliran kepemimpinan di dunia. Ada masanya orang-orang beriman Allah beri kesempatan memimpin umat manusia dan ada gilirannya Allah izinkan orang-orang kafir yang memimpin dunia. Ada saatnya orang-orang beriman menang dalam suatu peperangan dan ada saatnya orang-orang kafir yang menang.
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran).” (QS Ali Imran ayat 140)
Alhamdulillah, melalui hadits Nabi kita ditanamkan optimisme bahwa pada saat menjalani era paling kelam tersebut Allah bakal mendatangkan pertolonganNya. Dan salah satu bentuk pertolongan Allah ialah dengan diutusnya Imam Mahdi. Hal ini sangat penting apalagi ketika kian hari kita dibuat kian bingung oleh berbagai fihak yang saling meng-claim bahwa kelompok, golongan, partai, hizb, jamaah dan harakah yang dipimpinnyalah yang sepatutunya didukung, karena merekalah yang paling Islami dalam berjuang. Belum lagi infiltrasi musuh-musuh Islam ke dalam berbagai kelompok tersebut menyebabkan begitu rawannya keadaan kelompok-kelompok tersbut. Kita menjadi sulit untuk benar-benar meyakini apakah sebuah kelompok masih murni memperjuangkan nilai-nilai Islam ataukah ia telah ditunggangi oleh fihak-fihak yang sesungguhnya memusuhi Islam dan Ummat Islam.
Jadi, kedatangan Imam Mahdi bukan semata merupakan sebuah dalil naqli, tapi ia juga merupakan sebuah dalil aqli. Adalah sangat logis bahwa pada saat kebingungan telah merajalela diperlukan suatu kejelasan petunjuk yang bersumber dari Allah dan RasulNya agar kita memiliki kemantapan sikap dalam melangkah. Oleh karenanya, memiliki ilmu dan kepedulian akan fenomena Imam Mahdi sebagai salah satu tanda akhir zaman menjadi suatu perkara dharuri alias urgen.
Yang penting adalah kita tidak berhenti hanya pada sikap pasif-fatalis dalam proses menjelang kehadiran Imam Mahdi. Tentunya mereka yang mengira bahwa menunggu kedatangan Imam Mahdi berarti cukup dengan bersantai saja sambil kadang-kadang berdoa kepada Allah, maka ini bukanlah tindakan bertanggungjawab dan memadai.
Maka dalam hal ini marilah kita memulai proses pembelajaran dan pengkondisian itu kepada setiap fihak di sekitar kita, dimulai dari diri sendiri, keluarga dan kerabat. Marilah kita mulai mengkaji berbagai nash dari hadits-hadits shohih mengenai Imam Mahdi. Janganlah kita terjebak pada suatu kelompok yang mengaku dan menyakini bahwa pimpinanya itu adalah Imam Mahdi Al Ma'hud ( Imam Mahdi yang di janjikan Rosululloh saw ).
Marilah kita kenali sedapat mungkin apa saja yang menjadi kriteria Imam Mahdi. Di antaranya ialah:
(1) Imam Mahdi memiliki nama seperti nama Nabi kita dan nama ayahnya seperti nama ayah Nabi kita. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah ta’aala akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.”(HR Abu Dawud 9435)
(2) Bila dunia telah dihiasi dengan dua fenomena nyata, yaitu fenomena sosial berupa perselisihan antar-manusia yang sangat tampak dan fenomena alam yaitu banyaknya gempa. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dgn keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898)
(3) Kedatangnannya ditandai dengan munculnya tiga peristiwa yaitu :
a) wafatnya seorang pemimpin sehingga menimbulkan kekacauan berkepanjangn setelah wafatnya pemimpin itu
b) terjadinya pembaiatan paksa seorang lelaki di depan Ka’bah dan
c) dibenamkannya ke dalam bumi suatu pasukan yang berangkat dari arah utara utuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at dengannya itu.
Sebagaimana disebutkan oleh Nabi dalam hadits sebagai berikut:
”Akan terjadi perselisihan (kekacauan) setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari ahli Madinah mencari perlindungan menuju ke Mekkah, lalu lelaki itu didatangi oleh sekumpulan manusia dari ahli Mekkah, maka mereka membai’at paksa lelaki itu di antara Rukun dan Maqom (Ibrahim) padahal ia tidak suka dengan hal itu, kemudian suatu pasukan diutus dari ahli Syam (untuk menangkap orang-orang yang berbai’at itu), maka mereka dibenamkan ke dalam bumi di suatu tempat bernama Al-Baida antara Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud)
Maka setelah terbenamnya pasukan itu tinggalah satu atau dua orang dibiarkan hidup oleh Allah untuk menceritakan apa yang dialami oleh pasukan tersebut sehingga tersiarlah ke seluruh dunia berita menggemparkan itu. Dan setiap mukmin yang faham hadits ini pasti langsung faham bahwa Imam Mahdi telah diutus. Maka sejak saat itu mulailah terjadi gelombang demi gelombang kaum muslimin dari segenap penjuru dunia untuk berbai’at dan bergabung dengan pasukan Imam Mahdi. Mulailah pasukan Al-Mahdi menjalankan proyek pengalihan kondisi dunia dimana ummat Islam hidup di babak keempat di bawah kepemimpinan Mulkan Jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak sambil mengabaikan kehendak Allah dan RasulNya) menuju babak kelima yaitu tegaknya Khilafah ’ala minhaj An-Nubuwwah (kekhalifahan mengikuti metode Kenabian). Mulailah proyek peralihan keadaan zaman dari kondisi penuh kezaliman menuju kondisi penuh keadilan. Sebagaimana Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sinyalir sebagai berikut:
“Sedangkan Al-Mahdi ia akan penuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.” (Al-Hakim 8714)
Selanjutnya Imam Mahdi akan memimpin ghazawat (perang demi perang) membebaskan negeri demi negeri dari kekuasaan para Mulkan Jabbriyyan. Beliau akan mengawali suatu proyek besar membebaskan dunia dari penghambaan manusia kepada sesama manusia untuk hanya menghamba kepada Allah semata, Penguasa Tunggal dan Sejati langit dan bumi. Beliau akan memastikan bahwa dunia diisi dengan sistem dan peradaban yang mencerminkan kalimat thoyyibah Laa ilaha illAllah Muhammadur Rasulullah dari ujung paling timur hingga ujung paling barat.
Ya Allah, izinkanlah kami bergabung dengan pasukan Imam Mahdi. Ya Allah anugerahkanlah kami rezeki untuk berjihad di jalanMu bersama Imam Mahdi lalu memperoleh salah satu dari dua kebaikan: ’isy kariman (hidup mulia di bawah naungan syariat Allah) atau mut syahidan (mati syahid). Amin...
by.kanganwar.blogspot.com
sumber :Catatan Facebook MAJELIS TAUSIAH PARA KYAI & USTADZ INDONESIA
Label:
ETIKA DAN AKHLAQUL KARIMAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Artikel yang sangat bermanfaat bagi umat ISLAM.
Semoga kita semua selalu didalam Lindungan ALLAh SWT.
Posting Komentar