Diceritakan, pada suatu hari putra hakim syuriyah berkata kepada ayahnya :
"Ayah, aku punya masalah dengan seseorang. Tolong ayah dengar dulu permasalahannya. jika menurutmu aku yang benar, aku bermaksud membawa ke pengadilan. Tetapi jika sebaliknya, aku akan menyelesaikannya secara damai."
Setelah mendengar permasalahannya, hakim syuriyah tau bahwa putranya ada di pihak yang salah. Namun ia tidak memberitahukannya secara terus terang. bahkan sebaliknya, ia mendorong puteranya untuk maju ke pengadilan.
"Perkarakan ia ke pengadilan" katanya.
Dalam sidang pengadilan, hakim syuriyah menyatakan puteranya kalah dalam perkara.Tentu saja ini membuat putranya kecewa dan berang. Ia merasa ditipu oleh ayahnya sendiri. Begitu keduanya sama-sama sampai di rumah, sang putra menggerutu melampiaskan kekecewaan.
"Kalau saja bukan karena nasehat ayah, aku tidak mau membawa perkaraku itu ke pengadilan. ayah telah mempermalukan aku."
"Dengar putraku, di dunia ini kamu adalah anak yang paling aku cintai, tetapi Allah jauh lebih aku cintai. Seandanya aku berterus terang, bahwa kamu di pihak yang salah, aku khawatir kamu akan berdamai dengan cara menyuap orang yang sedang punya masalah denganmu, dan itu sama sekali tidak dibenarkan, putraku.". jawab Hakim Syuriyah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar